kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.220   -84,00   -0,52%
  • IDX 7.893   101,21   1,30%
  • KOMPAS100 1.117   11,96   1,08%
  • LQ45 830   6,60   0,80%
  • ISSI 263   5,24   2,03%
  • IDX30 429   3,31   0,78%
  • IDXHIDIV20 492   4,68   0,96%
  • IDX80 124   0,93   0,75%
  • IDXV30 128   0,92   0,73%
  • IDXQ30 138   1,74   1,27%

BI rate turun, risiko investasi Indonesia membaik


Minggu, 20 Maret 2016 / 20:41 WIB
BI rate turun, risiko investasi Indonesia membaik


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) ke level 6,75% pada Kamis (17/3) berimbas pada membaiknya risiko berinvestasi di Tanah Air.

Risiko berinvestasi di dalam negeri setidaknya tercermin pada angka Credit Default Swap (CDS) Indonesia.

Mengacu Bloomberg per Jumat (18/3), CDS Indonesia bertenor lima tahun sebesar 185,11, level terendah sejak Agustus 2015. Pencapaian tersebut juga membaik 19,48% (ytd) dari posisi akhir tahun 2015 yang tercatat 229,92.

Semakin rendah angka CDS berarti risiko berinvestasi di area tersebut semakin minim. Sebaliknya, semakin besar angka CDS menandakan risiko berinvestasi di suatu kawasan kian tinggi.

Analis Infovesta Utama Beben Feri Wibowo memaparkan, pemangkasan suku bunga BI memicu membaiknya persepsi investor terhadap risiko berinvestasi di Indonesia. Sejak awal tahun 2016, BI sudah memangkas suku bunga sebanyak tiga kali dengan total 75 bps menjadi 6,75%.

"Fundamental ekonomi domestik juga membaik. Kurs tengah rupiah per 18 Maret 2016 sudah terapresiasi 5,41% menjadi Rp 13.048," imbuhnya.

Dari eksternal, Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra menjelaskan katalis positif bersumber dari keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed yang menunda kenaikan suku bunga acuan pada pertemuan 15-16 Maret 2016. Gubernur The Fed Janet Yellen juga menyatakan rencana kenaikan suku bunga The Fed sepanjang tahun 2016 menyusut dari semula empat kali menjadi dua kali.

"Kenaikan suku bunga The Fed tidak dilakukan secara agresif. Persepsi terhadap negara berkembang, termasuk Indonesia, membaik," jelasnya.

Apalagi beberapa negara maju memberlakukan kebijakan suku bunga rendah. Beberapa waktu lalu, Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) menurunkan suku bunga acuan sebesar 5 bps ke level 0% dan menurunkan tingkat suku bunga fasilitas deposito sebesar 10 bps dari minus 0,3% menjadi minus 0,4%. ECB juga menambah jumlah pembelian aset dari € 20 miliar menjadi € 80 miliar per bulan guna menstimulus perekonomian Zona Eropa.

Hal ini mengekori aksi Bank Sentral Jepang alias Bank of Japan (BoJ) akhir Januari 2016 yang menurunkan suku bunga acuan pada level negatif yaitu minus 0,1%.

Walhasil, lanjut Made, investor global berburu instrumen investasi yang memberikan imbal hasil lebih atraktif, termasuk pasar saham dan obligasi Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×