kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45941,22   -22,51   -2.34%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beleid B20 mengerek saham emiten CPO


Kamis, 09 Agustus 2018 / 07:26 WIB
Beleid B20 mengerek saham emiten CPO
ILUSTRASI. PANEN KELAPA SAWIT


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kewajiban penggunaan solar bercampur biodiesel 20% (B20) akan berlaku per 1 September 2018. Aturan ini bakal mendongkrak permintaan CPO di pasar domestik dan bisa menjadi katalis positif bagi kinerja emiten perkebunan sawit.

Menurut Mukti Sardjono, Direktur Eksekutif GAPKI, aturan B20 bisa menguntungkan perusahaan kelapa sawit. Maklum, beleid ini tidak hanya berlaku bagi public service obligation (PSO), tapi juga diterapkan untuk non PSO. "Kebutuhan biodiesel jadi lebih banyak sehingga akan meningkatkan permintaan CPO di dalam negeri dan harga CPO," kata dia, Rabu (8/8).

Direktur Utama Mahkota Group Tbk (MGRO) Usli Sarsi sependapat. Ia menilai kebijakan ini dapat meningkatkan demand dan mengerek harga CPO. Sebab, penggunaan bahan bakar berbasis biodiesel untuk kendaraan pribadi, alat berat dan transportasi umum bertambah.

Usli optimistis, aturan tersebut mampu mendongkrak kinerja MGRO tahun ini. "Kami targetkan pendapatan bisa mencapai Rp 2 triliun dan laba bersih diharapkan mencapai Rp 50 miliar, dengan sumbangan 2,5% dari produksi CPO," kata dia, Rabu (8/8).

Joefly Joesoef Bahroeny, Direktur PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), juga yakin kewajiban B20 memberi angin segar bagi emiten penghasil sawit. Meski kinerja LSIP saat ini turun, Joefly optimistis, kinerja LSIP bisa membaik di sisa tahun ini dengan adanya ekspektasi peningkatan penjualan CPO.

Di semester I-2018, pendapatan LSIP turun 28,54% yoy menjadi Rp 1,76 triliun. Pada periode yang sama, penjualan produk sawit turun 28,1% jadi Rp 1,61 triliun.

Emiten small cap

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, pengaruh wajib B20 pada kinerja emiten sawit cukup besar, karena pengguna biodiesel cukup banyak. "Tapi dari minat pelaku pasar, LSIP dan AALI yang akan jadi pemeran utama di sektor ini," ujar dia.

Dia merekomendasikan beli LSIP dan AALI. Target harga tiga bulan LSIP di Rp 1.300-Rp 1.440 dan AALI di Rp 13.500.

Analis Artha Sekuritas Indonesia Juan Harahap menilai, kebijakan ini juga akan membuka pangsa pasar baru bagi emiten sawit, sehingga menjadi sentimen positif bagi kinerja emiten.

Namun, Pendiri LBP Institute Lucky Bayu Purnomo memperkirakan, yang paling diuntungkan dari kewajiban B20 adalah emiten kapitalisasi kecil, seperti Gozco Plantations (GZCO) dan Eagle High Plantation (BWPT). "Sebab ini akan menjadi momentum bagi mereka untuk meningkatkan angka produksi dan penjualan," papar dia.

Bagi AALI dan LSIP, efeknya sangat kecil. Ada atau tidaknya kebijakan ini tidak memengaruhi kinerja mereka, karena kapitalisasi sudah besar, likuiditas baik dan kinerja ekspor stabil.

Secara umum, kata Lucky, harga keempat saham ini masih berpeluang naik sekitar 4% hingga 7% dalam jangka menengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet Using Psychology-Based Sales Tactic to Increase Omzet

[X]
×