kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BEI: Pencatatan EBA jadi stimulus infrastruktur


Kamis, 21 September 2017 / 16:47 WIB
BEI: Pencatatan EBA jadi stimulus infrastruktur


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Penerbitan sekuritisasi aset sebagai alternatif modal nampaknya bakal bertambah. Pasalnya metode ini efisien dan dapat memastikan ketersediaan dana jangka panjang.

Pascapencatatan Efek Beragun Aset (EBA) Danareksa Indonesia Power PLN1-Piutang Usaha (EBA DIPP1), Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengatakan EBA menjadi opsi sarana yang bagus karena dua alasan tersebut, yakni kepastian dana jangka panjang dan metode yang efektif. "Anda bisa beli dengan Rp 5 juta dan dapat dividen tiap tiga bulan. Ini sarana investasi yang efektif," kata Tito kepada KONTAN usai pencatatan EBA Indonesia Power.

EBA Indonesia Power ini memiliki imbal hasil 8,25% dan tenor 5 tahun. Indonesia Power meraup dana segar Rp 4 triliun dari penerbitan EBA.

Tak lupa, Tito juga menekankan pesan Presiden Joko Widodo yang ingin melancarkan aksi pembangunan di luar Jakarta. Langkah ini dapat dibantu dengan EBA sebagai salah satu alternatif pendanaan. Maka ia yakin, bakal ada lebih banyak pencatatan aset. "Pencatan EBA ini bisa lebih banyak lagi menstimulisasi infrastuktur," jelas Tito.

Ia melanjutkan, tugas BEI berikutnya adalah menghidupkan pasar sekunder terutama untuk kalangan investor ritel. "Infrastrukturnya sudah ada, market mitranya bakal jalan kalau broker kuat, maka kita minta tolong perbankan juga," kata Tito.

Maksudnya adalah, perbankan sebagai salah satu pembeli terbesar EBA memiliki stok yang besar. Maka untuk menghidupkan pasar sekunder, bank sebaiknya memperdagangkan stok EBA tersebut. Dengan begitu, investor yang tidak kebagian membeli di pasar primer bisa mendapatkannya juga di pasar sekunder.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×