Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Selama sepekan ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung melemah. Hal ini disebabkan aksi ambil untung setelah pekan sebelumnya mencatatkan rekor dipicu akibat kenaikan rating dari S&P.
Analis Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji bilang aksi profit yang terjadi selama pekan ini menyebabkan kinerja IHSG selama pekan ini mengalami penurunan. "Selain itu minimnya sentimen dalam negeri juga ikut mendorong pelemahan," ujar Nafan kepada KONTAN, Jumat (26/5).
Kemudian diperparah oleh sentimen negatif dari eksternal yaitu situasi di Semenanjung Korea yang masih tegang, kemudian penurunan rating China oleh Moody's dari AA3 ke A1, serta rencana The Fed dalam menaikkan tingkat suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Juni mendatang, lebih cepat dibandingkan perkiraan sebelumnya yakni pada Agustus.
Namun pada perdagangan hari ini, IHSG menguat ke level 5.716,82 naik 0,23%. Hal ini disebabkan, selain faktor technical rebound, sentimen positif dalam negeri juga turut mendukung.
Seperti peranan pemerintah dalam meningkatkan stabilitas politik dan keamanan, apalagi pasca tragedi bom di Kampung Melayu sehingga mendorong capital inflow pada IHSG
Analis Yuanta Sekuritas, Parningotan Julio Hutabara bilang penguatan IHSG didorong oleh penguatan bursa saham Amerika Serikat (AS), dan mata uang rupiah setelah mengalami koreksi tiga hari berturut-turut menjadi penopang IHSG. "Meskipun ada sentimen negatif dari penurunan harga minyak," katanya.
Menurutnya, pekan depan seiring sudah masuk bulan puasa secara historical IHSG cenderung lebih sepi dari biasanya. Minimnya sentimen diperkirakan akan mengakibatkan pergerakan cenderung berfluktuasi pada pekan depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News