kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asing tambah porsi di sukuk negara dan reksadana


Sabtu, 14 Juli 2012 / 08:30 WIB
Asing tambah porsi di sukuk negara dan reksadana
Promosi Black Widow, Scarlett Johansson bahas kematian karakternya di Avengers: Endgame


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Investor asing mulai melirik pasar surat utang negara berbasis syariah dan reksadana di Indonesia. Itu terlihat dari kepemilikan asing di instrumen surat berharga syariah negara (SBSN) dan reksadana yang meningkat.

Data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) menyebut kepemilikan asing di SBSN naik Rp 30 miliar month-on-month (mom). Akhir Juni kepemilikan asing Rp 492,43 miliar. Atau 4,78% dari total penerbitan SBSN Rp 10,29 triliun. Porsi terbesar berasal dari institusi finansial senilai Rp 50 miliar.

Sedangkan dana asing di reksadana juga meningkat. Sampai akhir Juni investor asing memegang Rp 818,85 miliar reksadana di Indonesia. Naik Rp 100 juta dibandingkan bulan Mei sebesar Rp 818,75 miliar.

Analis Obligasi PT Mega Capital Indonesia, Ariawan menjelaskan, saat ini pasar syariah di Indonesia sudah mulai berkembang dibandingkan tahun lalu. Hal itu terlihat dari instrumen sukuk yang semakin bertambah.

Akibatnya, likuiditas sukuk negara di pasar sekunder ikut mulai membaik. "Tingkat risiko sukuk negara masih sama dengan surat utang negara (SUN), tapi dibanding SUN likuiditas sukuk memang lebih rendah," ujar Ariawan, Kamis (12/7).

Likuiditas yang lebih buruk dari SUN kemudian dikompensasi dengan memberi imbal hasil lebih baik. Tapi justru itu menjadi daya tarik obligasi syariah negara.

Ariawan menambahkan, peminat sukuk negara biasanya memiliki horizon investasi jangka panjang. Mereka juga lebih suka menyimpan sampai jatuh tempo untuk mengurangi risiko.

Karena itu, Pengamat pasar modal, Rudiyanto menyarankan, agar pemerintah berupaya meningkatkan likuiditas sukuk negara. "Faktor likuiditas menjadi alasan utama asing memilih instrumen investasi," ujar Rudiyanto. Caranya bisa beragam. Salah satunya, dengan meningkatkan nilai penerbitan.

Kepemilikan asing di reksadana biasanya berasal dari reksadana saham. Rudiyanto menuturkan, faktor likuiditas juga menjadi alasan dasar asing memilih reksadana ini.

Ariawan juga sepakat asing cenderung memilih reksadana saham. Namun alasannya karena imbal hasil obligasi pemerintah sudah terlampau rendah. Karena itu, asing mulai masuk ke pasar saham dan meninggalkan instrumen obligasi. "Untuk mencari aman, biasanya mereka lebih menyukai saham," kata dia.

Ariawan menambahkan, asing lebih suka berinvestasi langsung ke pasar saham dan obligasi. Tak heran, kenaikan porsi kepemilikan asing di reksadana tidak terlalu besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×