kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AS dan China menjaga tren positif harga tembaga


Minggu, 22 Januari 2017 / 23:53 WIB
AS dan China menjaga tren positif harga tembaga


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga tembaga merespon positif pidato Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Harapan kenaikan permintaan tembaga AS serta berkurangnya produksi China menjaga tren penguatan harga sepanjang kuartal pertama tahun ini.

Mengutip Bloomberg, Jumat (20/1) harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange menguat 0,15% ke level US$ 5.748 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Sedangkan dalam sepekan terakhir, tembaga tergerus 2,7%.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, pidato presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump berhasil mengangkat harga tembaga akhir pekan lalu. Padahal, tembaga sempat tertekan oleh kekhawatiran mengenai hubungan perdagangan AS dengan China serta proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).

"Dalam pidatonya, Trump menyatakan pemerintah AS akan membangun jalan dan jembatan yang saat ini terbengkalai," papar Ibrahim.

Hal ini kembali menguatkan optimisme pasar terhadap kenaikan permintaan tembaga AS. Sementara pemerintah China akan melanjutkan program pengurangan produksi tembaga yang sudah dilakukan sejak tahun lalu.

Presiden China Xi Jinping tahun lalu menyatakan reformasi pada sektor tambang. Salah satu hal yang dilakukan adalah menutup beberapa smelter yang tidak menguntungkan dan menyelesaikan permasalahan pajak perusahaan tambang. Program pengurangan produksi akan dilanjutkan untuk mengantisipasi pengetatan aturan perdagangan dengan AS.

Tren penguatan harga tembaga menurut Ibrahim akan berlanjut sepanjang kuartal pertama tahun ini. Hal tersebut didukung oleh harapan perbaikan sektor manufaktur global, terutama China. Bank Dunia memperkirakan ekonomi global tahun ini akan membaik dengan proyeksi pertumbuhan sebesar 2,7%.

Di sisi lain, harga tembaga kemungkinan tertekan oleh spekulasi kenaikan suku bunga The Fed. Pasalnya, The Fed masih meyakini bisa menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali tahun ini. "Tetapi kenaikan suku bunga kemungkinan akan dimulai bulan Juni. Dengan demikian, tembaga masih berpeluang menguat sampai bulan Mei," lanjut Ibrahim.

Faktor lain yang mungkin memberatkan laju tembaga adalah penurunan harga minyak dunia. Hal ini bisa terjadi jika negara produsen baik OPEC maupun non OPEC tidak mematuhi kesepakatan pembatasan produksi.

Di samping itu, kekhawatiran pasar terhadap Brexit juga berpotensi menekan tembaga. Ibrahim memprediksi harga tembaga pada kuartal I-2017 akan bergerak pada rentang US$ 5.400 - US$ 6.200 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×