kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Reksadana saham semakin tenggelam


Jumat, 02 Oktober 2015 / 07:48 WIB
Reksadana saham semakin tenggelam


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Imbal hasil reksadana saham terus merosot. Hingga akhir September 2015 secara year to date (ytd), rata-rata kinerja reksadana saham minus 23,03%. Hasil ini mendekati kinerja reksadana saham terendah sejak 2008.

Sekedar catatan, sepanjang tahun 2008 silam, reksadana saham membukukan kinerja rata-rata minus 51,7% . Namun kinerjanya membaik di 2009 dan 2010, yakni masing-masing menjadi 106,6% dan 37,44%. Sayang, di 2011 dan 2013, kinerja reksadana saham kembali tertekan, masing-masing minus 0,08% dan minus 4,92%. Selanjutnya di 2012 dan 2014, kembali membaik, masing-masing mencetak return 9,71% dan 27,86%.

Direktur Investasi PT Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana mengatakan, tekanan reksadana saham tahun ini lebih mirip 2013 saat pasar saham terkoreksi akibat sentimen global dari Amerika Serikat (AS).

"Tahun 2013 pasar turun karena ketidakpastian tapering (pengurangan stimulus) AS. Kondisi mirip 2013, tapi sedikit lebih buruk," tutur Jemmy, Kamis (1/10). Namun menurutnya, pasar saham berpotensi menguat akibat membaiknya ekonomi di kuartal IV. Stimulus dan paket kebijakan pemerintah juga akan membawa sentimen positif ke pasar saham.

Masih minus

Direktur Utama Danareksa Investment Management Prihatmo Hari optimistis, tekanan industri reksadana saham tahun ini bisa berkurang. Dia memperkirakan, investor asing akan masuk ke pasar modal karena murahnya harga saham dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).

Sedangkan Head of Operation dan Business Development Panin Asset Management Rudiyanto yakin, IHSG tidak akan beranjak terlalu jauh dari 4.300. "Dibandingkan penurunan laba bersih perusahaan, harga wajar IHSG di sekitar 4.300," tutur Rudiyanto.

Pasar saham akhir tahun diperkirakan sedikit menguat karena ditopang sentimen positif seperti window dressing dan penyerapan anggaran pemerintah. Analis Infovesta Utama Viliawati mengatakan, tekanan pasar reksadana akibat kembali melemahnya IHSG di bulan September.

"Selama bulan September, IHSG melemah 6,34%, sedangkan reksadana saham secara rata-rata tertekan sedikit lebih dalam yaitu sebesar 6,64%," ujar Viliawati.

Kinerja reksadana saham secara year to date juga tercatat melemah lebih dalam dibandingkan IHSG, yang turun sebesar 19,19%. Viliawati memperkirakan, kinerja reksadana saham secara year on year (yoy) tahun 2015 rata-rata minus 9% hingga minus 6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×