kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,72   -19,77   -2.14%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Performa reksadana campuran moncer


Kamis, 02 Maret 2017 / 06:28 WIB
Performa reksadana campuran moncer


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Reksadana campuran mencetak kinerja paling moncer sepanjang Februari 2017. Data Infovesta Utama memperlihatkan, selama Februari, rata-rata return reksadana campuran mencapai 0,7%. Sedangkan return reksadana pendapatan tetap 0,69%. Reksadana saham malah minus 0,15%.

Wawan Hendrayana, Senior Research & Investment Analyst Infovesta Utama, menilai, kinerja reksadana campuran positif berkat penguatan pasar obligasi dalam negeri. Selama Februari, Indonesia Composite Bond Index mencetak kenaikan 1,03%.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat, investor asing mencetak beli bersih Rp 6,38 triliun di surat berharga negara (SBN) selama Februari lalu. "Suku bunga acuan dalam negeri diperkirakan tidak akan naik sehingga harga obligasi meningkat," kata Wawan.

Saat ini, Bank Indonesia masih mempertahankan 7-day reverse repo rate di level 4,75%. Pasar obligasi juga memperoleh katalis positif dari stabilnya kurs rupiah, yang bergerak antara Rp 13.295-Rp 13.372 per dollar Amerika Serikat (AS) bulan lalu.

Rudiyanto, Direktur Panin Asset Management, sependapat. Penopang return reksadana campuran bulan lalu bersumber dari kenaikan harga obligasi dalam negeri. Pelaku pasar memburu surat utang Indonesia yang sudah terkoreksi di periode November-Desember 2016. "Jadi Januari hingga Februari 2017 ini agak rebound," tutur dia.

Tingginya minat investor juga terlihat di lelang obligasi pemerintah. Lelang pemerintah selalu kelebihan penawaran sejak awal tahun.

Prospek saham

Sejatinya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 1,75% di bulan lalu. Namun, menurut Senior Research Analyst Pasar Dana Beben Feri Wibowo, kinerja reksadana saham merosot lantaran MI menempatkan dana pada sektor saham pertanian dan properti. "Sektor pertanian dan properti bulan Februari 2017 masing-masing minus 5,68% dan 0,86%," ujar dia.

Ada dua faktor yang memperberat laju pasar saham. Pertama, antisipasi kebijakan suku bunga bank sentral AS The Fed serta kebijakan pemerintahan Trump.

Kedua, perkembangan politik Indonesia akibat pemilihan umum kepala daerah pada pertengahan Februari 2017. "Ini sekaligus membuat investor asing net sell di pasar saham Rp 1,77 triliun hingga 28 Februari 2017," imbuh Beben.

Kendati begitu, Direktur Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo optimistis, reksadana saham berpotensi mencatatkan return tertinggi tahun ini. Penyebabnya, ekspektasi membaiknya pendapatan emiten di masa depan. Di sisi lain, performa pasar obligasi agak tersendat karena inflasi merambat naik.

Prediksi Soni, return reksadana saham tahun ini 12%-15%, reksadana campuran 10%-12% dan reksadana pendapatan tetap 8%-10%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×