Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Dalam waktu dekat, akusisi atas PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) oleh Felda Global Ventures Holdings Bhd (FGV) akan diresmikan. Hal ini sekaligus membantah kabar jika kesepakatan akuisisi tersebut dibatalkan.
"Prosesnya masih berjalan, tidak jadi dibatalkan," ujar Managing Director Darjoto Setiawan saat dimintai konfirmasi KONTAN terkait pembatalan akuisisi tersebut, Rabu (27/7).
Sayang, dia masih enggan merici detil atas finalisasi akuisisi tersebut. Namun, mengutip Thestar.com, Kamis (28/7), pekan depan akan ada perwakilan Rajawali Group selaku induk BWPT dan FGV yang akan bertemu di Jakarta. Pertemuan tersebut dilakukan guna meresmikan penandatangan atas konklusi akuisisi ini.
Darjoto juga belum bersedia membeberkan nilai transaksi yang digunakan. Tapi berdasarkan pemberitaan media asal Malaysia tersebut, kedua belah pihak masih menggunakan proposal perjanjian sementara atas akusisi ini yang disepakati sekitar satu tahun yang lalu.
Tapi, selama periode tersebut banyak hal yang terjadi, khususnnya soal perubahan kurs mata uang. Oleh karena itu, akan ada penyesuaian harga atau nilai akusisi nantinya.
Asal tahu saja, FGV telah mengajukan proposal untuk mengakuisisi 37% saham BWPT. Dari total 37% itu, 30% diantaranya akan dibeli secara cash, senilai US$ 632 miliar. Sementara, pembayaran sisa 7% -nya dilakukan dengan menukar 95 juta saham baru yang diterbitkan FGV.
Jika dinominalkan, angkanya senilai US$ 47 juta. Jadi, total nilai akuisisinya mencapai US$ 679 juta. Namun, sempat beredar kabar jika nilai akusisinya didiskon 15%.
Dalam mata uang ringgit Malaysia (RM), nilai akuisisi tersebut setara RM 2,5 miliar saat perjanjian sementara pertama kali diteken. Tapi karena RM melemah terhadap dollar AS selama setahun terakhir maka nilai akuisisinya naik jadi RM 3,2 miliar. Nilai akuisisi ini yang nantinya akan disesuaikan.
Berdasarkan laporan keuangan BWPT kuartal I-2016, total aset perseroan tercatat Rp 16,44 triliun. Angka ini turun 6% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 17,66 triliun.
Masih pada periode yang sama, pendapatannya turun sekitar 16% menjadi Rp 620,33 miliar dari sebelumnya Rp 734,94 miliar. Sementara, bottom line perseroan mulai tergerus. BWPT mencatat rugi bersih Rp 68,29 miliar. Periode yang sama tahun sebelumnya perseroan mencatat laba bersih Rp 7,13 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
