kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasca rekor CPO alami koreksi sementara


Minggu, 30 Juli 2017 / 13:48 WIB
Pasca rekor CPO alami koreksi sementara


Reporter: Nathania Pessak | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atawa crude palm oil (CPO) menguat dalam sepekan terakhir. Mengutip Bloomberg, Jumat (30/7) harga CPO untuk kontrak pengiriman Oktober 2017 di Malaysia Derivative Exchange melemah 0,82% ke level RM 2.655 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Ini setelah pada Kamis (29/7), CPO mencetak harga tertinggi dalam tiga bulan terakhir di posisi RM 2.677 per metrik ton. Dalam sepekan, minyak sawit terapresiasi 3,57%.

Research & Analyst Asia Tradepoint Futures, Deddy Yusuf Siregar menyebutkan, setelah dua minggu mengalami penguatan, koreksi muncul di akhir pekan dari aksi investor yang melakukan realisasi keuntungan. Selain itu ada sentimen negatif muncul terkait masalah ekspor CPO dari Indonesia ke Uni Eropa yang kembali terganjal.

Sekedar tahu saja, negara-negara Uni Eropa mengeluarkan aturan pembatasan masuknya CPO. Pembatasan tersebut dibuat karena dikhawatirkan produk CPO dan turunannya akan menyerbu masuk wilayah tersebut.

"Pasar Eropa sepertinya lebih mengutamakan petani mereka. Ditakutkan, dengan masuknya CPO dianggap bisa menganggu petani di Eropa sana," jelas Deddy.

Lebih lanjut, Deddy juga memprediksi adanya kemungkinan peningkatan pertumbuhan produksi dari Indonesia dan Malaysia untuk tahun 2018. "Ini bisa jadi katalis negatif bagi harga CPO untuk ke depannya karena pasokan berlimpah," ujar Deddy.

Namun, ia juga melihat hingga saat ini tingkat permintaan CPO juga terus menanjak sehingga membuat harga masih kemungkinan stabil. Untuk jangka panjang, Deddy meramalkan CPO masih berpeluang bullish.

"Pertengahan Mei 2017, ada bahasan soal permintaan pasar China terkait program B5. China akan membutuhkan minyak sawit sebesar 9 juta ton, jadi ini masih menyeimbangkan antara produksi dan permintaan," papar Deddy.

Asal tahu saja, pemerintah China akan menerapkan program biodiesel campuran 5% dengan solar atau disebut dengan B5. Kebijakan ini tentu dapat menjadi pasar potensial untuk meningkatkan ekspor minyak sawit. Angka permintaan 9 juta ton ini juga berasal dari perhitungan kebutuhan bahan bakar solar China sebesar 180 juta Kl.

Akan tetapi, Deddy memprediksi, Senin (31/7) harga minyak sawit masih akan mengalami sedikit koreksi di kisaran RM 2.640 - RM 2.600 per metrik ton. Sementara, di pekan depan harga cenderung menguat dengan rentang yang cukup lebar di RM 2.575 - RM 2.700 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×