kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar otomotif ketat, rekomendasi ASII tetap buy


Selasa, 18 Juli 2017 / 20:52 WIB
Pasar otomotif ketat, rekomendasi ASII tetap buy


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pangsa pasar PT Astra International Tbk (ASII) di pasar otomotif Tanah Air melemah. Analis menilai, hal ini dipicu oleh dua faktor sekaligus.

"Satu sisi karena melemahnya daya beli, tapi di sisi lain juga karena ketatnya persaingan industri otomotif," ujar kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang kepada KONTAN, Selasa (18/7).

Seperti diketahui, sentimen masih lemahnya daya beli masyarakat belum sepenuhnya usai. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juni 2017 sebesar 122,4 poin atau turun 3,5 poin jika dibandingkan dengan IKK pada bulan sebelumnya.

Persaingan juga menjadi pemicu penurunan pangsa pasar tersebut. Jika berbicara persaingan, maka tantangan yang perlu dihadapi bahkan bisa lebih besar.

"Karena keluarnya model baru dari kompetitor ternyata juga mempengaruhi pertimbangan konsumen untuk membeli mobil," jelas Edwin.

Belum lagi soal kehadiran pendatang baru, Wuling Motors. Perusahaan asal China ini memang belum menjadi ancaman besar, tapi cukup untuk memunculkan potensi gangguan pangsa pasar ASII.

Kendati demikian, untuk sepenuhnya mengganggu penguasaan pasar ASII terbilang sulit. Bahkan, butuh waktu puluhan tahun guna mencapai skala sebesar ASII.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada sependapat. Sulit untuk menggoyang pasar ASII. Bahkan, untuk menggoyang segmen LCGC yang dikuasai ASII juga bukan perkara mudah.

Permintaan konsumen segmen LCGC tergolong elastis. Artinya, mereka akan lebih mudah menjatuhkan pilihannya ke varian mobil dari distributor lain. Tapi, masing-masing distributor seperti ASII sudah punya konsumennya masing-masing.

"Umumnya, konsumen yang sudah memiliki LCGC tidak mau beli mobil lagi yang lebih murah dari LCGC. Umumnya mereka ingin naik kelas. Kecuali, jika konsumen sedang benar-benar butuh duit," jelas Reza.

Atas dasar ini, Reza memberikan rekomendasi buy saham ASII dengan target harga Rp 9.325 per saham. Level harga ini mencerminkan price earning ratio (PER) sebesar 18,55 kali.

Edwin menambahkan, peluang ASII menjaga penguasaan pangsa pasarnya tinggal tersisa sepanjang semester II ini. Namun, hal ini juga tidak mudah.

Seharusnya, ASII mampu menggenjot penjualan saat ada momen besar seperti Idul Fitri beberapa waktu lalu. Momen ini menjadi momen penjualan tertinggi ASII setiap tahunnya.

Untuk tahun ini, puncak volume penjualan terjadi sepanjang Maret-Mei 2017 sebelum memasuki bulan puasa dan Indul Fitri. Rata-rata penjualan pada bulan-bulan itu berada diatas 50.000 unit per bulan.

Sisa semester II ini memang ada kegiatan pameran mobil Gaikindo yang bisa dimanfaatkan ASII untuk menggenjot volume penjualan. " Tapi, pameran ini tak sepenuhnya mampu mendorong penjualan dibanding momen Idul Fitri, sehingga kalu mau mengejar pendapatan seharusnya pada momen itu," imbuh Edwin.

Kendati demikian, jika berbicara ASII sejatinya juga tak hanya menyoal penjualan mobil. Tapi, ASII juga memiliki banyak sanak usaha ysng kinerjanya tak kalah moncer. Sehingga, ptensi melemahnya penjualan mobil ASII bisa dikompensasi dengan hasil kinerja tersebut.

Ini mengapa Edwin masih mempertahankan rekomendasi buy ASII dengan target harga Rp 9.550 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×