kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kabar dari Fitch mengerek bursa


Jumat, 22 Desember 2017 / 08:47 WIB
Kabar dari Fitch mengerek bursa


Reporter: Dede Suprayitno, Dityasa H Forddanta | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Pemeringkat Internasional Fitch Ratings menaikkan peringkat utang jangka panjang Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan outlook stabil. Kabar ini langsung melambungkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Indeks naik 1,2% dan mencetak rekor tertinggi baru di 6.183,39.

Investor asing kembali memburu saham-saham big caps dengan total net buy Rp 433,75 miliar. Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Sekuritas, mengatakan, kenaikan peringkat utang menandakan adanya pengakuan global terhadap investasi di Indonesia. "Kami berharap, hal ini akan diikuti oleh kenaikan lembaga pemeringkat lainnya," ujar Edwin kepada KONTAN, di Jakarta, Kamis (21/12).

Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan mengatakan, kenaikan peringkat ini akan memberikan efek jangka panjang untuk pergerakan IHSG. Selain itu, kabar dari Fitch akan memacu minat investor asing untuk mempertahankan portofolio surat utang Indonesia.

Sebab, rating tersebut menunjukan kondisi makro ekonomi yang lebih stabil. "Hal ini setidaknya bisa menahan depresiasi rupiah," kata Alfred.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, menambahkan, kenaikan peringkat utang mencerminkan adanya penurunan tingkat risiko suatu negara. Sehingga, ada kemungkinan Bank Indonesia akan kembali menurunkan suku bunga acuan. Suku bunga yang lebih landai akan berdampak positif bagi IHSG.

Hans juga menilai dana investor asing akan masuk lebih deras di tahun depan. Apalagi, di tahun ini investor asing sudah banyak melakukan penjualan di saham.

Saham pilihan

Kenaikan peringkat utang juga akan mengerek prospek beberapa sektor saham. Norico Gaman, Kepala Riset BNI Sekuritas, mengatakan, terpancingnya dana investasi asing ke dalam negeri akan memberi dampak positif secara langsung ke sektor keuangan seperti perbankan.

Sebab, ketika kondisi makro lebih stabil, dana asing akan mengalir ke pasar finansial terlebih dahulu. Setelah itu, barulah dana asing mengalir ke sektor riil dalam bentuk foreign direct investment (FDI). "Ketika dana asing masuk ke saham, maka sektor perbankan akan diburu terlebih dahulu karena pertumbuhan sektor bank mencerminkan perekonomian nasional," imbuh Norico.

Hans juga sepakat, suku bunga yang landai akan berdampak positif untuk sektor properti dan perbankan. Sehingga, kedua sektor ini bisa jadi pilihan untuk keranjang investasi tahun depan.

Dalam jangka pendek, Edwin menilai IHSG bisa mencapai level 6.235 pada Januari 2018. Lalu, di akhir tahun 2018, IHSG bisa mencapai level 6.600. Namun, level ini bisa dicapai apabila pemerintah tetap bisa menjaga kondisi makro ekonomi. "Tidak hanya program infrastruktur, tapi juga PDB," kata dia.

Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Taye Shim mengatakan, ada sejumlah sektor yang paling diminati investor asing. Salah satunya adalah sektor komoditas. Taye menambahkan tujuh saham dalam portofolio saham pilihannya. Yakni saham BMRI, BBNI, GGRM, KLBF, SCMA dan ANTM. Taye juga menjagokan PTBA dan BRPT sebagai top picks.

Sementara itu, Edwin tetap menjatuhkan pilihan pada empat besar saham bank, yakni BBRI, BBNI, BBCA dan BMRI. Lalu, saham properti yang direkomendasikan adalah SMRA, APLN dan saham PWON.

Hans menjagokan BBRI dan BBNI untuk sektor perbankan, dan emiten BSDE dan PWON untuk sektor properti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×