kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,70   -13,79   -1.49%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

GMF AeroAsia siap menjaring investor strategis


Kamis, 14 Desember 2017 / 07:57 WIB
GMF AeroAsia siap menjaring investor strategis


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai meraih dana segar dari penawaran saham perdana (IPO), PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMFI) masih mencari pendanaan lain dari pasar modal. Anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) ini segera melepas 20% saham ke investor strategis pada Januari 2018 mendatang.

Saat ini, GMFI sedang melakukan penjajakan dengan tiga perusahaan maintenance, repair & overhaul (MRO) yang berbasis di Eropa dan Asia. Nantinya, hanya satu perusahaan yang akan digandeng menjadi partner.

Direktur Utama GMFI Iwan Joeniarto, mengatakan, pihaknya telah melakukan roadshow untuk menjaring investor strategis. Dalam rencana private placement tersebut, GMFI akan melepas 10% saham baru. Bersamaan dengan itu, GMFI juga akan mendivestasikan saham sang induk, GIAA, sebesar 10%-15%. "Jadi total saham yang dilepas minimal 20%," ujarnya, Rabu (13/12).

Dari 10% saham baru yang dilepas, GMFI menargetkan bisa mengantongi dana segar sekitar US$ 80 juta–US$ 90 juta. Mengingatkan saja, dalam IPO bulan lalu, GMFI telah memperoleh dana sebesar Rp 1,27 triliun.

Partner strategis yang dibidik merupakan perusahaan di sektor MRO ataupun perusahaan pabrikan. "Yang mengerucut sekarang MRO semua, yang masuk dalam lima besar MRO kelas dunia," tutur Iwan. Kehadiran investor strategis ini diharapkan bisa mengangkat merek GMFI, meningkatkan leverage, dan menaikkan kapabilitas GMFI untuk menggaet pasar regional maupun pasar global.

Tahun depan, GMFI menganggarkan belanja modal (capex) sebesar US$ 115 juta. Belanja modal ini berasal dari dana IPO dan private placement. Nantinya, capex tersebut akan digunakan untuk pengembangan kapasitas dan kapabilitas. Termasuk, menambah tiga hanggar di Batam, Surabaya, dan Biak.

Target kinerja

Kemarin, GMFI menandatangani nota kesepahaman kerjasama dengan GIAA dalam hal perawatan pesawat untuk periode 10 tahun mendatang. GMFI juga tengah bersiap menyambut kontrak baru tahun 2018 dengan Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM), sebuah maskapai dari Eropa.

Tahun depan, Iwan memperkirakan pendapatan GMFI akan bisa mencapai US$ 520 juta, tumbuh sekitar 15%-20% dari tahun ini. Sekitar 70%–75% pendapatan ini berasal dari pelanggan lama, dan sisanya merupakan porsi pelanggan baru.

Saat ini GMFI memiliki captive market berupa perjanjian jangka panjang dengan Citilink dan Sriwijaya. "Margin laba bersih akan dijaga dobel digit di 11%-12%. Ini berada di atas rata-rata industri MRO," imbuh Iwan.

Hingga kuartal ketiga 2017, GMFI telah membukukan pendapatan sebesar US$ 310,5 juta. Lalu, laba bersihnya mencapai US$ 38,1 juta. Kinerja GMFI ditopang oleh peningkatan volume pekerjaan perawatan mesin dan perawatan komponen pesawat, yang menjadi fokus pengembangan bisnis di tahun ini.

Kepala Riset OSO Sekuritas Riska Afriani menilai, rencana private placement GMFI akan mendapatkan respons positif. Selain mendapatkan pendanaan, GMFI bisa lebih dikenal di skala internasional.

Sayangnya, semenjak IPO, harga saham GMFI cenderung turun. Pada perdagangan kemarin, harga GMFI ada di Rp 310 per saham, turun 2,52% dari hari sebelumnya. Dalam satu bulan terakhir, saham GMFI telah merosot 19,69%.

Menurut Riska, hal ini disebabkan kinerja induk usahanya. "Namun, sejauh ini kinerja GMFI cukup bagus," imbuh dia. Menurut Riska, menilik rencana ekspansi yang disiapkan, GMFI memiliki prospek jangka panjang yang masih menarik.

Saat ini, price to earning ratio (PER) GMFI tercatat sebesar 15 kali di 2017. Riska merekomendasikan cicil beli saham GMFI dengan target harga Rp 385 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×