kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akuisisi Verenex, Angin Segar untuk MEDC


Selasa, 20 Oktober 2009 / 07:17 WIB
Akuisisi Verenex, Angin Segar untuk MEDC


Sumber: KONTAN | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) memiliki kongsi baru dalam pengeboran minyak dan gas di Blok 47 Libya. Libyan Investment Authority (LIA), akhirnya akan membeli semua saham Verenex Energy.

Hari ini, Verenex dan LIA akan meneken nota kesepahaman alias memorandum of understanding (MoU) penjualan sekitar 49,9 juta saham Verenex. LIA, perusahaan investasi milik Pemerintah Libya yang memiliki aset US$ 65 miliar akan membeli saham Verenex seharga C$ 7,09 atau setara US$ 6,86 per saham (kurs US$ 1 = C$ 1,0334). Jadi, LIA akan menghabiskan US$ 342,36 juta untuk mengakuisisi Verenex.

Verenex adalah mitra MEDC dalam pengembangan blok migas di negara Muammar Qadhafi itu. Pengembangan blok ini akan menghabiskan total anggaran US$ 900 juta. MEDC dan Verenex masing-masing akan menanggung 50% total kebutuhan anggaran pengembangan blok itu.

Belakangan, Verenex kekurangan modal sehingga perlu mencari pemodal baru. Semula, China National Petroleum Corp (CNPC) berniat mengakuisisi Verenex. Tapi September 2009, perusahaan minyak asal China itu membatalkan niatnya untuk mengakuisisi Verenex.

Yang jelas, harga penawaran LIA itu lebih rendah ketimbang penawaran CNPC. Maklum, CNPC mengajukan harga US$ 9,68 per saham untuk memboyong saham Verenex. "Kami memang tertarik memiliki Verenex sebagai portofolio minyak dan gas," kata Direktur Eksekutif LIA, Mohamed Layas, dalam situs Verenex.

Hubungan Investor MEDC Nusky Suyono menegaskan, jadwal produksi blok migas di Libya ini tergantung kepastian pengambilalihan saham Verenex oleh LIA. "Mudah-mudahan, jadwal produksi bisa sesuai target semula," terang Nusky, kepada KONTAN, Senin (19/10).

Pada awalnya, MEDC dan Verenex menargetkan, sumur-sumur migas di Blok 47 sudah berproduksi tahun 2011. Target produksi blok ini adalah 50.000 barel per hari.

Sejak menggarap blok ini tahun 2006 hingga saat ini, MEDC dan Cerenex sudah mengebor 14 sumur dari target 21 sumur. Perusahaan milik Keluarga Panigoro itu telah menghabiskan dana sekitar US$ 120 juta.

Nah, ketika CNPC batal mengakuisisi Verenex, target produksi blok ini molor menjadi tahun 2013. Maklum, pembatalan CNPC itu memicu ketidakpastian pendanaan blok ini.

Kini, setelah persoalan teratasi, Medco berharap Blok 47 bisa segera berproduksi. MEDC juga berharap akan menjadi operator ladang minyak yang memiliki cadangan 365 juta barel tersebut, alias bukan sekadar menjadi pemodal pasif. Jika menjadi operator lapangan migas, MEDC akan mendapat dua penghasilan, penghasilan sebagai operator, serta pendapatan sebagai pemegang saham blok itu. "Kalau kami mendapat kesempatan itu, tentu keuntungan bagi kami semakin berlipat," ujar Nusky.

Dalam risetnya, Lisa Yulianingrum, Analis Danareksa Sekuritas, meragukan peluang MEDC menjadi operator Blok 47 Libya. Alasannya, MEDC belum mampu menunjukkan keandalannya sebagai operator minyak di luar negeri. Dia mencontohkan, sampai saat ini, MEDC belum sukses menggarap beberapa proyek migas di Amerika Serikat (AS).

Makanya, Lisa memasukkan Blok 47 sebagai proyek berisiko bagi MEDC. Sebab sampai sekarang, ia sulit mengukur potensi pendapatan blok tersebut bagi MEDC. "Kalau memang eksplorasi di blok itu sudah jelas, tentu akan mengubah penilaiannya," tulis Lisa dalam risetnya.

Pada penutupan bursa kemarin, harga saham MEDC berakhir di posisi Rp 3.150 per saham, sama dengan posisi penutupan Jumat (16/10).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×