Reporter: Narita Indrastiti |
Siapa yang tak kenal vokalis Grup Band Nidji, Giring. Pria berambut ikal yang memiliki nama lengkap Giring Ganesha ini ternyata punya kiat untuk memastikan kehidupannya tetap bahagia dalam jangka panjang, yakni dengan berinvestasi.
Giring sebelumnya memiliki pola hidup yang konsumtif dan selalu membelanjakan dana yang dimiliki. Sampai pada suatu saat, sang ibu mengingatkannya untuk berinvestasi.
Akhirnya Giring pun menyadari kenaikan harga barang atau yang kondang disebut inflasi makin mengerikan dari tahun ke tahun. Karena itulah sejak muda, ia memulai berinvestasi di instrumen reksadana.
"Inflasi itu mengerikan. Harga rumah mahal, resepsi pernikahan mahal, biaya sekolah yang bagus mahal," kata dia saat ditemui di Surabaya, beberapa waktu lalu.
Giring memahami betul tiap investasi memiliki resiko. Semakin besar return atau keuntungan yang diperoleh, akan semakin besar pula resikonya. Makanya, ayah dua anak ini mengawalinya dengan memupuk pengetahuan tentang berinvestasi.
"Saya beli semua majalah investasi. Setiap hari saya belajar bagaimana memulai investasi, dan menemukan instrumen yang tepat untuk profil resiko saya," jelasnya lagi.
Ia pun menyimpulkan, dirinya merupakan tipe investor yang agresif dengan tujuan investasi jangka panjang. Makanya, Giring juga berinvestasi di pasar modal.
Saham menjadi pilihan
Sebagian investasinya dipercayakan di saham. Karena punya prospek jangka panjang, ia memilih saham-saham yang fundamentalnya bagus. Giring pernah menjajal sebagai trader. Namun nyatanya seorang trader membutuhkan waktu yang banyak. Sebagai vokalis grup papan atas yang sibuk, Giring tentu merasa kesulitan melakukan trading saham.
"Saya mau naik ke atas panggung, harus liatin harga saham dulu, lama-lama pusing juga," katanya sambil tertawa. Menurutnya, kunci dalam menentukan saham yang bagus sederhana saja, yakni dari bisnis model perusahaannya dan siapa manajemennya.
Letih melakukan trading, Giring mengalihkan portofolionya ke saham-saham yang berfundamental bagus. "Setelah beli, cuekin saja. Saya berpikir jangka panjang. Saya nggak suka goreng-goreng saham," jelasnya. Dia bilang, sudah saatnya orang Indonesia percaya pada pasar modal. Karena saat ini, investor asing saja begitu percaya akan prospek pasar modal Indonesia.
Giring juga masih menempatkan asetnya di instrumen reksadana. Reksadana ini dipersiapkan untuk kebutuhan sekolah kedua anaknya.
Dia mencontohkan, anak pertamanya, Zidan, akan masuk SMP sekitar 6 tahun lagi. Maka, portofolio yang tepat adalah reksadana pendapatan tetap. Lalu, dalam waktu 9-12 tahun, putranya itu akan mengenyam bangku SMA dan Kuliah. Untuk kebutuhan itu, asetnya diletakkan di reksdana saham.
Untuk anak keduanya, Amira yang akan masuk TK pada 2-4 tahun mendatang, Giring memilih reksadana pasar uang untuk membiayainya. "Istri saya juga berinvestasi dan memilih emas sebagai instrumen yang likuid," katanya.
Untuk jangka yang lebih panjang lagi, Giring berinvestasi di properti. Dia berikhtiar membeli tiap rumah untuk setiap anaknya. Dengan berbagai pengelolaan aset itu, Giring ingin pensiun sedini mungkin di umur 50 tahun dan bisa menyekolahkan anaknya ke luar negeri.
Demi mempertahankan karir bisnisnya, Giring pun berbisnis sendiri dengan membuka portal fans club online pertama di Indonesia, kincir.com. Dia berharap, dengan berinvestasi sedini mungkin ia dapat menjamin kebahagiaan keluarganya di masa depan.
"Why do we invest? To secure our happiness in the future," sebut Giring.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News