kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Yuk, cermati ulasan fundamental AISA


Rabu, 01 Oktober 2014 / 10:27 WIB
Yuk, cermati ulasan fundamental AISA
ILUSTRASI. Paris Bagguete buka gerai ke 9 di Puri Indah Mall


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Para trader sebaiknya mencermati saham PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA). Sebab, analis menilai saham ini memiliki fundamental yang menarik.

Analis KDB Daewoo Securities Indonesia Betrand Raynaldi dalam risetnya menjelaskan, bisnis AISA telah memiliki pembagian resiko yang cukup terdiferensiasi. AISA memiliki sejumlah lini bisnis seperti pengolahan & distribusi beras, manufaktur makanan, dan perkebunan kelapa sawit dengan kontribusi penjualan hingga semester I lalu untuk setiap lini bisnis masing-masing sebesar 63,1%, 34,6%, dan 2,3%.

Semua produksi perseroan dihasilkan melalui 5 pabrik pengolahan makanan, 4 pabrik pengolahan beras, dan 7 perkebunan kelapa sawit. Merk-merk terkenal AIDA seperti Taro, Mie Ayam 2 Telor dan sebagainya didistribusikan ke seluruh Indonesia melalui 289 distributor dengan 100.000 outlet.

"Kami melihat AISA akan terus memperluas jaringan distribusinya sejalan dengan meningkatnya permintaan produknya," tandas Betrand, (1/10).

Dengan peningkatan produksi dan perluasan jaringan, maka produk AISA diharapkan bisa mengimbangi permintaan bahan makanan dasar dan olahan serta konsumsi beras per kapita yang mencapai 139 kg per tahun.

Mengingat bisnis beras berkontribusi besar bagi pendapatan seiring dengan permintaan yang tinggi, AISA berencana untuk melakukan ekspansi dengan membangun 2 pabrik lagi untuk meningkatkan kapasitas produksi dari 480.000 ton per tahun menjadi 640.000 ton per tahun.

AISA juga bakal memiliki bisnis baru, yakni bisnis susu olahan. Perseroan telah menggandeng salah satu peternakan sapi perah di Jawa Tengah yang memiliki lebih dari 80.000 sapi untuk kemudian membentuk joint venture (JV).

Betrand menilai, ekspansi bisnis ini prospektif mengingat tingkat konsumsi susu per kapita Indonesia jauh lebih rendah (12,5 liter per kapita) dibandingkan negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand yang rata-rata tiga hingga empat kali lebih besar.

Dia menambahkan, saat ini AISA diperdagangkan pada forward P/E sebesar 17,5x, lebih rendah dibandingkan Jakarta Stock Exchange Consumer Goods Index (JAKCONS Index) di level 27,3x. Saham AISA juga diperdagangkan pada forward P/B sebesar 2,5x, yang juga lebih rendah dari JAKCONS Index (6,0x).

"Dari valuasi dan kinerja keuangannya, kami menyarankan investor untuk melihat AISA," pungkas Betrand.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×