kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,28   -13,21   -1.43%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Yield US Treasury Menyentuh Rekor, Merespons Kekhawatiran Inflasi


Senin, 17 Januari 2022 / 19:33 WIB
Yield US Treasury Menyentuh Rekor, Merespons Kekhawatiran Inflasi
ILUSTRASI. Pasar obligasi dalan negeri berpotensi tertekan karena spread yield menipis.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Yield US Treasury menyentuh level tertinggi. Pasar obligasi dalam negeri berpotensi tertekan karena spread atau selisih yield menipis. 

Mengutip Bloomberg, Senin (17/1), yield US Treasury masih bertahan di level tertingginya di 1,78%. Di akhir tahun lalu, yield US Treasury masih bertengger di 1,51%. 

Sementara, yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun, Senin (17/1) berada di 6,37%. Di akhir tahun lalu yield SUN berada di 6,27%. Dengan begitu, spread yield US Treasury dan yield SUN dari akhir tahun lalu di 476 basis poin (bps) menipis ke 459 bps.

Baca Juga: Persepsi Investor Terhadap Risiko Investasi Indonesia Naik Karena Kebijakan The Fed

Head of Fixed Income Bank Negara Indonesia Fayadri mengatakan kenaikan yield US Treasury terjadi karena dampak meningkatnya kekhawatiran investor akan tingginya angka inflasi di Amerika Serikat (AS). "Inflasi AS yang tinggi bukan lagi terjadi hanya sementara dan akan mendorong The Fed menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan semula," kata Fayadri, Senin (17/1). 

Kenaikan yield US Treasury ini bisa memberikan sentimen negatif terhadap pasar obligasi dalam negeri. Fayadri mengatakan meningkatnya yield yang diminta investor dari US Treasury juga akan memicu investor menyesuaikan tingkat imbal hasil dari obligasi dalam negeri. Yield SUN berpotensi ikut naik dan harga obligasi bisa terkoreksi. 

Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf juga mengatakan saat yield US Treasury naik maka yield SUN juga harus naik agar spread dapat terjaga tetap lebar dan menarik. Dalam jangka pendek, Dimas memproyeksikan kenaikan yield US Treasury akan memberikan tekanan pada pasar obligasi domestik. 

Baca Juga: Lelang SUN Berpotensi Menarik Penawaran Sampai Rp 70 Triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×