kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Yield sukuk negara turun


Selasa, 31 Juli 2012 / 06:49 WIB
Yield sukuk negara turun


Reporter: Marantina | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Minat investor pada surat berharga syariah negara (SBSN) alias sukuk negara meningkat. Akibatnya, imbal hasil (yield) rata-rata sukuk negara sepanjang tahun ini, cenderung menurun.

Mengutip data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, imbal hasil sukuk negara sepanjang 2012 berkisar 5%-6%. Bandingkan dengan yield sukuk negara di periode yang sama tahun lalu yang sekitar 8%-10%.

Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Sekuritas, melihat, penurunan itu pertanda permintaan terhadap sukuk negara naik. Kini, likuiditas di dalam negeri maupun di pasar global melimpah. Itu meningkatkan minat membeli sukuk. “Buktinya, setiap lelang sukuk selalu terjadi oversubscribed," ujar dia. Dia memperkirakan, aksi beli dilakukan fund manager atau dana pensiun, bukan pemodal asing.

I Made Adi Saputra, analis obligasi NC Securities, menilai, penurunan yield sukuk juga mengikuti penurunan yield obligasi negara konvensional. Tren penurunan yield surat utang negara (SUN) berimbas ke sukuk yang sama-sama diterbitkan pemerintah.

“Penurunan yield SUN masih lebih besar daripada penurunan yield sukuk," ujar Made. Penyebabnya, likuiditas sukuk masih minim dibanding SUN. Akibatnya, pergerakan harga sukuk terbatas.

Sebagai contoh, badingkan SUN tenor 20 tahun, yaitu FR0058, dengan sukuk seri PBS004 yang bertenor 25 tahun. Selisih yield bisa mencapai 10 basis poin (bps)-15 bps. Sementara, selisih yield SUN tenor jangka pendek seperti seri FR0060 yang berjangka waktu lima tahun dengan PBS001 tenor enam tahun 10 bps-15 bps.

Made menduga, penurunan yield sukuk masih akan berlangsung hingga akhir tahun, karena permintaan masih cukup tinggi. Selain itu, pemerintah menambah jumlah penerbitan agar lebih likuid.

Realisasi penerbitan sukuk negara sudah mencapai 70% dari target penerbitan di tahun ini atau sekitar Rp 28,05 triliun. Lana menilai, potensi penerbitan baru akan terhambat, karena keterbatasan underlying asset. Dia bilang, tahun ini nilai agunan sukuk telah mencapai Rp 15 triliun. Artinya, pemerintah harus menambah aset sebagai agunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×