Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Tawaran yield yang atraktif memicu pemerintah untuk memenangkan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) hingga Rp 7,57 triliun pada Selasa (7/2). Sebelumnya, pemerintah mematok target indikatif Rp 6 triliun.
Adapun total penawaran yang masuk dalam lelang kali ini mencapai Rp 19,36 triliun. Dana hasil lelang ditujukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017. Jika tak ada aral melintang, setelmen bakal berlangsung pada Kamis (9/2).
Situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menyebutkan, ada lima seri sukuk negara yang diserap pemerintah.
Pertama, SPNS08082017 yang dimenangkan senilai Rp 2 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 5,36% dan imbalan diskonto. Instrumen ini membukukan penawaran Rp 8,21 triliun dengan yield tertinggi 6% dan terendah 5,12%. Seri tersebut akan jatuh tempo pada 8 Agustus 2017.
Kedua, PBS013 yang diserap sebesar Rp 2,7 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 7,03% dan imbalan 6,25%. Sukuk ini mencetak penawaran Rp 7,34 triliun dengan yield tertinggi 7,5% dan terendah 6,96%. Efek tersebut tenggat waktunya 15 Mei 2019.
Ketiga, PBS014 yang dimenangkan sebanyak Rp 620 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 7,49% dan imbalan 6,5%. Obligasi ini menghimpun penawaran Rp 1,29 triliun dengan yield tertinggi 7,65% dan terendah 7,43%. Instrumen tersebut bakal kedaluwarsa pada 15 Mei 2021.
Keempat, PBS011 yang diserap senilai Rp 200 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 7,87% dan imbalan 8,75%. Jumlah penawaran yang masuk untuk seri ini mencapai Rp 461 miliar dengan yield tertinggi 8,25% dan terendah 7,81%. Sukuk tersebut akan jatuh tempo pada 15 Agustus 2023.
Kelima, PBS012 yang dimenangkan sebanyak Rp 2,05 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 8,33% dan imbalan 8,87%. Efek ini mengoleksi penawaran Rp 2,05 triliun dengan yield tertinggi 8,4% dan terendah 8,25%. Obligasi tersebut tenggat waktunya 15 November 2031.
Fund Manager Capital Asset Management Desmon Silitonga menilai, dalam lelang sukuk pekan ini, besaran yield yang diminta investor cukup rendah. Misalnya, pada seri SPNS08082017 yang mendapatkan tawaran yield tertinggi 6%. Sementara dalam lelang SBSN dua pekan sebelumnya, instrumen tersebut meraih tawaran yield tertinggi hingga 6,5%.
Melihat kesempatan tersebut, pemerintah pun menyerap dana hasil lelang melampaui target indikatif. "Istilahnya pemerintah jual murah, makanya diambil. Spreadnya cukup besar," terangnya. Alhasil, biaya pendanaan alias cost of fund pemerintah dalam menerbitkan surat utang mengecil.
Di sisi lain, pemerintah memanfaatkan momentum tersebut dengan mengambil semua tawaran untuk PBS012. Tujuannya, untuk memperpanjang durasi utang pemerintah. Maklum, sejak awal tahun, sebagian besar sukuk yang dimenangkan dalam lelang bertenor pendek.
Maggie Quesada
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News