Reporter: Harris Hadinata, KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Sentimen positif dari kabar pemulihan ketersediaan lapangan pekerjaan di Amerika Serikat (AS) kepada pasar treasury notes yang dikeluarkan pemerintah AS rupanya tidak berlangsung lama. Kemarin, yield dari treasury notes AS kembali melemah.
Berdasarkan data Bloomberg, yield treasury notes bertenor 10 tahun turun tiga basis poin ke level 3,44%. Sementara yield untuk treasury notes bertenor dua tahun mengalami penurunan dua basis poin menjadi 0,7%.
Padahal sebelumnya imbal hasil surat utang dari negeri Paman Sam ini sempat mengalami kenaikan. Hal itu terjadi setelah data ADP National Employment, yang berisi data lapangan kerja swasta, menunjukkan hasil yang lebih baik ketimbang perkiraan.
Data tersebut menyebutkan pengelola perusahaan swasta membuka 297.000 lapangan pekerjaan. Sementara rata-rata analis memperkirakan lapangan kerja yang tersedia hanya sekitar 100.000.
Namun para analis rupanya masih meragukan pemulihan lapangan pekerjaan tersebut. Pasalnya, hal itu dianggap belum cukup untuk membuat The Federal Reserve menaikkan suku bunganya. "Harus ada ketersediaan pekerjaan yang banyak secara berturut dalam beberapa bulan untuk meyakinkan Fed menaikkan bunga," ujar Anthony Crescenzi, analis Pacific Investment Management Co seperti dikutip Bloomberg.
Para analis yang disurvei Bloomberg memperkirakan penurunan yield surat utang pemerintah AS bakal terus berlangsung di kuartal pertama 2011. Analis meramal, yield untuk surat utang AS berjangka waktu 10 tahun akan turun hingga 3,17%.
Penurunan yield surat utang pemerintah AS ini juga bakal berpengaruh pada obligasi global Indonesia. "Ada peluang dari sisi spread untuk menjadi lebih kecil," ujar Helmi Arman, analis obligasi Bank Danamon.
Toh, Helmi berpendapat obligasi global Indonesia tetap menarik bagi investor. Fundamental ekonomi Indonesia, antara lain data pertumbuhan ekonomi, masih jadi daya tarik bagi investor untuk menanamkan duit di instrumen investasi Indonesia.
Helmi juga menegaskan sebaiknya pemerintah segera memperjelas rencana penerbitan obligasi tahun ini.
Sekadar info, menurut data Bloomberg, harga obligasi global Indonesia bertenor 10 tahun kemarin mencapai 123,750 dengan yield 7,537.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News