Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Yen Jepang mengawali pekan ini dengan mencetak penguatan terhadap sejumlah mata uang utama. Sinyal pelemahan ekonomi dunia membuat permintaan yen sebagai salah satu safe haven meningkat.
Pasangan EUR/JPY, kemarin (29/10) sekitar pukul 18.30 WIB, turun 0,35% menjadi 102,68 dibanding sehari sebelumnya. Pairing USD/JPY melemah 0,11 menjadi 79,56. Sedang AUD/JPY melorot 0,30% menjadi 82,372.
Euro tertekan menjelang data ekonomi Spanyol yang kemungkinan akan menunjukkan produk domestik bruto (PDB) negara itu yang menyusut. Selain itu, persentase pengangguran di Jerman pun diprediksi meningkat untuk pertama kali dalam tiga tahun terakhir.
Dollar AS pun terkena sentimen negatif terkait data pengangguran yang meningkat di bulan ini. Sementara, yen Jepang bertenaga menjelang pertemuan Bank of Japan (BOJ) yang akan berlangsung hari ini. Prediksi para ekonom, BOJ akan meningkatkan stimulus untuk menggenjot ekonomi negara Sakura itu. Ini menimbulkan sentimen positif di pasar valuta.
"Alasan utama yen menguat terhadap sejumlah mata uang utama, khususnya euro karena kondisi Eropa yang saat ini masih buruk," ujar Hitoshi Asaoka, Senior Strategist Mizuho Trust & Banking Co. kepada Bloomberg.
Untuk dollar Australia, valas ini tertekan sebelum pemilihan presiden AS antara Barack Obama dan Mitt Romney dari Partai Republik. Ketidakpastian ekonomi AS sebelum ada hasil resmi pemimpin AS akan menurunkan permintaan aset berisiko seperti AUD.
Analis Senior Harvest International Tonny Mariano mengatakan, penguatan yen juga terjadi karena aksi profit taking euro. Pelemahan mata uang euro otomatis menempatkan euro dalam posisi jual. Ini membuat para investor beralih ke mata uang kuat lainnya, seperti yen. Tonny bilang, penguatan yen tidak akan bertahan lama. "Tapi, untuk jangka pendek yen masih akan naik," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News