Reporter: Anna Marie Happy | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Nilai tukar yen terhadap sejumlah valuta utama terangkat. Pemodal kembali menyoal krisis utang di Eropa. Kenaikan bunga obligasi serta penyerapan obligasi Spanyol yang menurun, memunculkan spekulasi bahwa krisis utang di zona euro semakin parah.
Pasangan EUR/JPY, Kamis (19/7), menyentuh level terendahnya sejak awal tahun menjadi 96,70. Jika dibanding dengan hari sebelumnya, pairing itu melemah 0,10%.
Euro semakin terjepit setelah yield obligasi pemerintah Spanyol bertenor 10 tahun menanjak hingga di atas level 7%. Ini merupakan level yield yang sama ketika Yunani, Irlandia dan Portugal mencari dana talangan.
"Jika sudah mencapai tahap ini, pasar akan melihat adanya kebutuhan bailout bagi Spanyol. Tekanan euro tampaknya akan lebih panjang," ujar Simon Derrick, Chief Currency Strategist di Bank of New York Mellon Corp., seperti dikutip Bloomberg.
Senior Managing Director FX Prime, Marito Ueda, menambahkan, krisis Eropa tidak akan selesai dalam waktu cepat. Dalam situasi yang negatif seperti saat ini, pelaku pasar memilih yen karena keterbatasan pilihan.
Pairing USD/JPY pun melemah 0,24% menjadi 78,61 dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan USD telah turun 0,88% terhadap JPY.
Memang, penguatan yen tak memiliki alasan fundamental. Analis BNI, Klara Pramesti menuturkan, data kegiatan industri Jepang yang terbaru berada di bawah ekspektasi pasar.
Negara-negara pengimpor menahan pembelian barang-barang dari Jepang. Akibatnya, nilai ekspor Negeri Matahari Terbit melemah. "Namun, kondisi di dalam negeri tertutup oleh sentimen dari Eropa dan Amerika Serikat (AS)," ujar Klara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News