Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Kurs yen menyentuh level tertinggi tiga bulan pada hari Senin (6/1) di tengah kenaikan harga emas karena investor cemas bahwa pembunuhan komandan militer paling terkemuka Iran oleh Amerika Serikat (AS) dapat memicu konflik Timur Tengah yang lebih luas.
Presiden AS Donald Trump memperingatkan pembalasan besar jika Iran membalas. Sementara komandan pengganti Iran berjanji untuk mengusir AS dari wilayah tersebut.
"Saya pikir pasar akan tetap sangat gugup pada kemungkinan pembalasan Iran dan apa yang mungkin dilakukan Trump selanjutnya," kata Ray Attrill, kepala strategi FX National Australia Bank kepada Reuters.
Pada hari Minggu, Iran semakin menjauhkan diri dari perjanjian nuklir tahun 2015 dengan menyatakan tidak akan membatasi pengayaan uranium. Iran mengatakan akan tetap bekerja sama dengan pengawas nuklir PBB. AS mundur dari kesepakatan nuklir ini pada 2018.
Baca Juga: Menjelang siang, rupiah masih melemah meski bertahan di bawah Rp 14.000 per dolar AS
Yen, dianggap sebagai safe haven di saat gejolak pasar. Senin, pasangan mata uang USD/JPY turun tipis 0,04% ke 108,05. Penurunan pasangan mata uang ini menunjukkan penguatan yen. "Ini adalah kondisi menunggu tetapi sangat tegang," kata Sean MacLean, research strategist Pepperstone, pialang di Melbourne.
Franc Swiss menguat 0,1% menjadi 0,9712 franc per dolar, sementara euro dan pound stabil.
Dolar merangkak lebih tinggi terhadap mata uang berisiko seperti Aussie dan dolar Kiwi. Terhadap sekeranjang mata uang utama, greenback mantap di 96,852.
Harga emas spot naik 1,6% ke level tertinggi sejak April 2013. Sedangkan harga minyak naik di tengah kekhawatiran setiap konflik di kawasan itu dapat mengganggu pasokan global.
Sejumlah kenaikan harga aset safe haven ini menunjukkan penarikan investasi dari aset berisiko sejak Jumat lalu, setelah Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani tewas pada hari Jumat dalam serangan pesawat tak berawak AS pada konvoi di bandara Baghdad.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan AS akan menargetkan setiap pembuat keputusan Iran yang mereka pilih jika ada serangan lebih lanjut terhadap kepentingan AS oleh pasukan Iran atau sekutu mereka.
Baca Juga: Bunga deposito berpotensi turun di pertengahan tahun
Uni Eropa, Inggris dan Oman, sementara itu, mendesak kedua pihak untuk melakukan upaya diplomatik untuk meredakan krisis. "Hal terakhir yang diinginkan pasar adalah perpindahan dari perang tarif yang ketat perang di Teluk," ungkap seorang ahli strategi DBS Bank Singapura dalam catatan pada Senin.
Pelemahan aktivitas pabrik di China dan Jepang menambah kesuraman outlook pertumbuhan global setelah angka manufaktur AS yang mengecewakan dirilis Jumat lalu.
Survei sektor jasa Eropa akan dirilis pada hari Senin. Fokus pasar lainnya adalah survei non-manufaktur AS yang dijadwalkan pada hari Selasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News