Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Mata uang yen mendulang berkah atas penguatan the greenback. Yen akhirnya melemah tanpa intervensi dari Bank Sentral Jepang (BOJ)
Mengutip Bloomberg, Jumat (11/11) pasangan USD/JPY tergerus 0,17% ke level 106,65 dibanding sehari sebelumnya namun menguat 3,4% dalam sepekan terakhir. Sejak akhir tahun lalu, USD/JPY melemah hingga 11,3%.
Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menjelaskan, rencana Trump untuk meningkatkan stimulus dengan cara pembelanjaan anggaran besar-besaran terutama di sektor militer dan infrastruktur rupanya membuat USD berhasil menekan JPY.
Kebijakan Trump diyakini akan meningkatkan inflasi di AS sehingga mendukung kenaikan suku bunga The Fed.
Hal tersebut membawa berkah bagi yen mengingat penguatan JPY telah menjadi beban bagi neraca perdagangan negeri sakura. Oleh karena itu, beberapa kali Bank Sentral Jepang (BOJ) melakukan intervensi untuk membuat yen melemah.
"Kini BOJ tidak perlu lagi melakukan intervensi. Pelemahan yen merupakan anugerah buat Jepang," kata Faisyal.
Sejak mencatat level tertinggi di 121,14 pada akhir Januari lalu, USD/JPY terus bergerak melemah. Di awal tahun, USD memang unggul lantaran imbas dari kenaikan suku bungan The Fed.
Setelah itu, peran sebagai safe haven membuat yen kembali diburu. Penguatan yen akhirnya tidak bisa dihindari. Apalagi, prospek kenaikan suku bunga The Fed tahun ini semakin tipis. Rencana kenaikan suku bunga yang semula empat kali turun menjadi dua kali dan akhirnya satu kali di akhir tahun ini.
Akhirnya, USD/JPY mencatat level terendah sejak 2013 di 99,89 pada tanggal 18 Agustus. Outlook suku bunga The Fed yang semakin kecil disertai kekhawatiran Brexit berhasil mengangkat laju JPY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
