Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) mulai memanfaatkan gencaranya pembangunan pembangkit listrik di Indonesia. Tak heran, jika tahun ini, perusahaan menargetkan memperoleh kontrak baru dari proyek kelistrikan mencapai Rp 800 miliar.
Sepanjang 2016, target kontrak baru anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini mencapai Rp 4 triliun.
Direktur Keuangan WTON Entus Asnawi mengatakan, WTON sudah memiliki beberapa order proyek energi. "Proyek kelistrikan bisa berkontribusi 20% dari target kontrak perseroan," ujarnya, baru-baru ini.
Nah, dalam waktu dekat WTON akan memasok beton pracetak untuk konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilacap fase II. Kapasitas listrik di proyek ini mencapai 1x1.000 megawatt.
Seperti diketahui, PLTU Cilacap merupakan proyek milik produsen listrik PT Sumber Segara Primadaya. Pembangkit listrik ini menelan investasi mencapai US$ 1,09 miliar dan dicanangkan dapat beroperasi pada tahun 2020 mendatang.
Entus menjelaskan, dari setiap total investasi proyek listrik, perseroan bisa mendapat bagian penjualan sekitar 1,5%-2%. Proyek PLTU Cilacap bakal dibangun sekitar pertengahan tahun ini.
Perseroan juga akan menyalurkan beton untuk beberapa proyek PLTU lain, seperti PLTU 3 Banten Lontar di Teluk Naga dan beberapa proyek pembangkit listrik di Muara Karang serta di Tanjung Priok.
Selain proyek kelistrikan, perseroan juga membidik beberapa proyek konstruksi jembatan dan infrastruktur jalan. WTON juga akan memasok beton untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang digarap konsorsium WIKA.
Tahun ini saja, WTON menyiapkan belanja modal sekitar Rp 425 miliar. Sebagian besar kebutuhan belanja modal itu akan dipenuhi dari dana sisa initial public offering (IPO) yang masih sekitar Rp 340 miliar.
WTON juga memiliki saham simpanan atau treasury stock yang akan dilepas sebelum November 2016. Nilainya di Rp 450 miliar hingga Rp 500 miliar. Perseroan juga menargetkan kenaikan pendapatan cukup agresif, mencapai 50,9% menjadi Rp 4 triliun dari sebelumnya Rp 2,65 triliun.
Target laba bersih bisa tumbuh hingga 73,4%, menjadi Rp 300 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News