Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berada dalam tren menanjak hingga akhir tahun. Bahkan kemarin, indeks kembali mencetak rekor baru di sepanjang sejarah di level 4.132,78.
Menurut pengamat pasar modal Jimmy Dimas Wahyu, indeks masih akan terus menanjak. "Bahkan saya memprediksi, indeks bisa menembus level 4.200 sebelum long holiday," jelasnya. Dia menambahkan, ada beberapa sentimen positif baik dari eksternal maupun internal yang mempengaruhi indeks.
Untuk faktor eksternal, pertama, Departemen Perdagangan AS merilis data pembangunan rumah baru pada bulan Juni menunjukkan peningkatan dan mencapai level tertinggi selama lima bulan terakhir sebesar 14,6% menjadi 629.000 dari perkiraan sebesar 580.000. Sebaliknya data penjualan lama menunjukkan penurunan sebesar 0,8% dan merupakan penurunan terendah selama tujuh bulan terakhir.
Kedua, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan adanya kenaikan klaim atas jaminan social karena pengangguran sebesar 10.000 menjadi 418.000 selama bulan Juni. Ketiga, data Leading Economic Indicators (LEI) menunjukkan peningkatan sebesar 0,3% pada bulan Juni. Keempat, senat AS sementara ini menolak rencana pemotongan anggaran yang diajukan oleh Gedung Putih terkait batas hutang dengan jatuh tempo 2 Agustus mendatang.
Sedangkan untuk faktor internal, Fitch sebagai salah satu lembaga pemeringkat dunia memberikan pernyataan bahwa Indonesia memiliki peluang sangat besar dalam 12-18 bulan mendatang untuk mencapai level investment grade dari level saat ini yaitu BB+. "Ini cukup hebat, di mana AS tengah mendapat ancaman default dan beberapa negara Eropa di downgrade, kita malah di upgrade," katanya bersemangat.
Sebenarnya, untuk jangka pendek, Jimmy menilai, level indeks saat ini sudah rawan koreksi karena sudah mendekati level 4.200. "Makanya saya bilang, resiko lebih besar daripada reward," jelasnya. Nah, untuk jangka panjang, dia masih tetap optimistis indeks bisa mencapai 4.500 hingga akhir tahun. "Ini penilaian pribadi saya," imbuhnya.
Berikut rekomendasi Jimmy untuk minggu I bulan Juli 2011 berdasarkan metode buying power dengan entry point dan target price: Adhi Karya (ADHI), Borneo Lumbung Energi (BORN), Matahari Putra Prima (MPPA), dan Kresna Graha Sekurindo (KREN).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News