kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   1,00   0,01%
  • IDX 7.048   64,41   0,92%
  • KOMPAS100 1.051   11,06   1,06%
  • LQ45 826   9,15   1,12%
  • ISSI 214   1,72   0,81%
  • IDX30 421   5,22   1,25%
  • IDXHIDIV20 508   6,31   1,26%
  • IDX80 120   1,37   1,15%
  • IDXV30 125   1,04   0,84%
  • IDXQ30 141   1,60   1,15%

Wismilak Inti Makmur (WIIM) Dinilai Diuntungkan Kebijakan Cukai Rokok


Minggu, 12 Februari 2023 / 18:10 WIB
Wismilak Inti Makmur (WIIM) Dinilai Diuntungkan Kebijakan Cukai Rokok
ILUSTRASI. Karyawan PT. Wismilak Inti Makmur Tbk (Wismilak) mendemonstrasikan cara membuat sigaret kretek tangan (SKT) di Jakarta, Senin (19/11). Wismilak Inti Makmur (WIIM) Dinilai Diuntungkan Kebijakan Cukai Rokok.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kenaikan Cukai Hasil Tembakau (CHT) menjadi berkah bagi PT Wismilak Inti Makmur Tbk. Emiten berkode saham WIIM ini bakal menampung perpindahan konsumen yang melirik produk rokok berharga murah (downtrading).

Analis Ciptadana Sekuritas Putu Chantika Putri menjelaskan, WIIM bakal melaju di situasi pahit yang menimpa emiten sektor rokok. Pasalnya, kesenjangan antara cukai pemain rokok lapis 1 dan lapis 2 terus melebar.

Seperti diketahui, pemerintah melalui kementerian keuangan (Kemenkeu) telah menaikkan tarif cukai rokok pada tahun 2023 dengan tujuan untuk mengurangi prevalensi merokok. Kondisi ini menjadi keistimewaan bagi pemain lapis ke-2 seperti Wismilak.

Baca Juga: Bea Cukai Berhasilkan Gagalkan Peredaran Rokok Ilegal, Nilainya Capai Rp 246,87 Juta

Putu memaparkan bahwa selisih cukai tier-1 dengan tier-2 sekarang adalah Rp 432 per batang di segmen Sigaret Kretek Mesin (SKM), dibanding tahun lalu selisih hanya sebesar Rp 385 per batang.  

Karena itu, pemain rokok tier-1 perlu meningkatkan harga jual rata-rata atau Average Selling Price (ASP) guna meredam penurunan profitabilitas.

 

Sesuai arahan dari Kemenkeu, Harga Jual Eceran (HJE) minimum tahun 2023-2024 ditetapkan sebesar 7,9% hingga 10% untuk kategori tingkat 1. HJE yang lebih tinggi akan menghasilkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang lebih tinggi.

Dengan penegakan HJE, pemain tier-1 memiliki kemampuan untuk menggunakan penyesuaian harga yang tinggi. Tetapi ada potensi penurunan pangsa pasar atau pun volume penjualan.

"Mengingat latar belakang ini, kami perkirakan downtrading dapat bertahan di tahun ini yang akan memberikan peluang bagi pemain tier-2 seperti WIIM untuk menuai keuntungan," ujar Putu kepada Kontan.co.id, Jumat (10/2).

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Emiten-Emiten yang Berpotensi Raih Pendapatan Jumbo

Putu mencermati WIIM telah sukses menangkap segmentasi pasar kelas bawah. Belakangan ini, produk WIIM semakin menarik perhatian konsumen di tengah inflasi yang tinggi. 

WIIM mengamankan permintaan dari pasar kelas bawah dengan meluncurkan Wismilak Arja 12 dengan harga jual ritel sekitar Rp 8.000-Rp 9.000 per bungkus. Produk ini mendapat respon positif dari konsumen di Jawa Timur.

Ciptadana yakin Wismilak Arja 12 akan memperkuat portofolio di segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang berkontribusi 11,5% dari total penjualan hingga September 2022. Di mana segmen tersebut mengambil keuntungan dari cukai terendah.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×