Reporter: Sandy Baskoro, Arie Febstyo | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Emiten perkapalan PT Wintermar Offshore Marine Tbk terus menggenjot kinerja. Per 30 Juni 2012, Wintermar telah mengantongi kontrak senilai US$ 193 juta.
Kontrak itu berasal dari beberapa perusahaan minyak dan gas (migas). Antara lain Chevron, ChonocoPhillips, Berau Coal Energy, Marathon, Santos, serta Pertamina. Kontrak terbaru Wintermar diperoleh dari Niko Resources, perusahaan migas asal Kanada, awal semester kedua. Nilai kontrak tersebut US$ 66 juta. "Kontributor terbesar pendapatan Wintermar adalah kontrak dari ConocoPhillips, Marathon, dan Pertamina," ungkap Nasrizal
Nazir, Associate Director Wintermar, kepada KONTAN, Jumat (24/8).
Pencapaian kontrak Wintermar hingga akhir paruh pertama tahun ini, sudah melampaui realisasi perolehan kontrak di tahun lalu. Per akhir Desember 2011, perseroan ini meraih kontrak penyewaan kapal senilai US$ 172 juta.
Namun, manajemen Wintermar enggan membeberkan target kontrak baru hingga akhir tahun nanti. Alasannya, semua itu sangat tergantung pada kesepakatan antara mereka dan penyewa serta lamanya kontrak.
Yang pasti, emiten berkode saham WINS ini akan terus mengikuti tender penyewaan kapal yang dilakukan oleh perusahaan migas. Pemberlakuan asas cabotage alias kewajiban menggunakan kapal berbendera Indonesia di perairan negeri ini, menjadi alasan manajemen Wintermar optimistis memenangi tender penyewaan kapal. "Ini lantaran jumlah pesaing semakin berkurang," tutur Nasrizal.
Demi menyokong kinerja, Wintermar berencana menambah 10 kapal baru di tahun ini. Uang muka dan cicilan tiga kapal sudah dibayar di semester pertama lalu. Sedangkan tujuh kapal lagi akan dibeli pada semester kedua tahun ini.
Perseroan ini mengalokasikan US$ 80 juta untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) 2012. Sekitar 30%-40% dana capex akan dipenuhi dari kas internal dan selebihnya berasal dari pinjaman perbankan, masing-masing International Finance Corporation (IFC) senilai US$ 45 juta dan Bank Mandiri senilai US$ 25 juta.
Untuk mengantisipasi pendanaan, Wintermar juga berniat menerbitkan saham baru tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) pada
semester kedua. Rencana tersebut sudah mendapatkan restu dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada akhir Juni lalu. Wintermar bakal menerbitkan 306 juta saham. Tapi, harga saham tersebut belum ditetapkan.
Selain berniat menerbitkan saham baru, pengelola Wintermar berencana menerbitkan convertible bond senilai US$ 10 juta. Nantinya, seluruh dana yang dihasilkan dari kedua aksi korporasi tersebut akan digunakan untuk mengantisipasi kebutuhan dana tambahan apabila Wintermar memperoleh kontrak baru. Harga saham WINS, pada Jumat (24/8), ditutup melemah sebesar 1,14% menjadi Rp 435 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News