Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) mengantongi kontrak baru senilai Rp 409,52 miliar di kuartal I 2024.
Sekretaris Perusahaan WEGE, Purba Yudha Tama mengatakan, kontrak baru tersebut setara 8,07% dari target raihan kontrak baru di tahun 2024 sebesar Rp5,07 triliun.
Perolehan kontrak baru tersebut berasal dari pemerintah sebesar Rp 168,56 miliar (41,16%), BUMN sebesar Rp 55,40 miliar (13,53%), dan swasta sebesar Rp185,56 miliar (45,31%).
WEGE juga mencatatkan kontrak dihadapi (order book) sampai dengan Maret 2024 sebesar Rp 8,19 triliun.
“Dengan raihan tersebut, WEGE optimistis mencapai target yang telah ditetapkan dengan memperhitungkan keunggulan dan strategi yang dimiliki Perusahaan,” ujar Purba kepada Kontan, Rabu (22/5).
Baca Juga: WEGE Putuskan Tebar Dividen 20% dari Laba dan Rombak Jajaran Direksi
Sampai dengan April 2024, WEGE telah merealisasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp175 juta. Capex di kuartal I 2024 ini digunakan untuk Investasi pada program transformasi digital.
Dari alokasi dana capex di tahun 2024 sebesar Rp254,71 miliar, rencananya akan digunakan untuk Investasi pada program transformasi digital dan construction 4.0 sebesar Rp 90,86 miliar serta capital employed sebesar Rp 163,85 miliar.
“Harapannya, alokasi dana capex yang telah ditetapkan perusahaan dapat mempercepat proses transformasi, pengembangan bisnis, dan pencapaian kinerja WEGE ke depan,” kata Purba.
Selain proyek baru yang telah didapatkan di tahun 2024 ini, WEGE juga tetap fokus menyelesaikan proyek ongoing, seperti proyek IKN Kemenko Marvest 1, Rusun Paspampres, Kantor Kementerian PUPR Wing 1, Skyhouse Alam Sutera, serta berbagai proyek lainnya baik proyek dari swasta, BUMN maupun pemerintah.
Purba memaparkan, WEGE memiliki tiga strategi utama untuk meningkatkan kinerja di tahun ini.
Pertama, memilih pelanggan/partner yang memiliki kemampuan pendanaan guna mendukung cash flow dan working capital berjalan dengan sehat.
Kedua, memperkuat pengembangan dan optimalisasi bisnis Modular sebagai bagian dari backward strategy Perusahaan guna meningkatkan kinerja.
“Ketiga, menguatkan implementasi teknologi BIM level 2 dan ERP namun dengan tetap memperhatikan implementasi manajemen risiko dan GCG untuk mensupport pelaksanaan proses bisnis,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News