Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Gagal melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di tahun ini, tidak membuat PT Wijaya Karya Beton (Wika Beton) putus asa. Anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini rencananya tetap melantai pada Maret 2014.
Wilfred A. Singkali, Direktur Utama Wika Beton menuturkan, pihaknya akan menggunakan buku September 2013 untuk valuasi IPO. Saat ini, Wika Beton dalam tahap beauty contest memilih penjamin emisi (underwriter) IPO. "Ada 10 calon penjamin emisi baik dari BUMN dan swasta yang sedang dikaji. Setelah itu akan diajukan ke otoritas bursa," jelas dia, pekan ini.
Menurut dia, jumlah saham yang dilepas sangat tergantung dengan kondisi pasar tahun depan. Tetapi yang pasti, Wika Beton mengincar dana IPO Rp 1,5 triliun. Dana itu untuk ekspansi pabrik baru di beberapa daerah.
Semula, Wika Beton berencana IPO, November tahun ini. Namun, kondisi pasar belum stabil sehingga rencana IPO mundur. Kala itu, Wika Beton berniat melepas 20% saham. Wilfred menyatakan, saham IPO hanya akan ditawarkan ke dalam negeri. "Kami yakin, investor lokal bisa menyerap," jelas dia.
Wika Beton juga telah menerbitkan surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) pada 14 November 2013. MTN I senilai Rp 366 miliar itu berkupon 9,5%.
Arranger MTN ini adalah Mandiri Sekuritas dan Maybank Kim Eng Securities. Masa jatuh tempo MTN I adalah 15 November 2015. "Yang menyerap adalah Bank Mandiri dan BII Maybank," kata Wilfred. Dana MTN ini untuk membiayai pembangunan pabrik dan akuisisi.
Tahun ini, Wika Beton menganggarkan belanja modal Rp 400 miliar untuk menambah kapasitas pabrik di sejumlah daerah seperti Karawang, Lampung, Cibinong, dan Binjai. Tahun depan, Wika Beton menyiapkan belanja modal Rp 470 miliar.
Wika Beton juga akan mengakuisisi perusahaan beton pra cetak di Batam, Kepulauan Riau, senilai Rp 250 miliar. "Kalau terlaksana dan mendapatkan dana dari IPO, kami akan mempunyai enam pabrik baru, termasuk dari akuisisi," ujar Wilfred.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News