Reporter: Andri Indradie,Yura Syahrul | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) semakin serius menggarap proyek jalan tol. Setelah mendapat jaminan sebagai kontraktor jalan tol ruas Mojokerto-Surabaya dari PT Jasa Marga Tbk, perusahaan pelat merah ini membidik proyek serupa di Jawa Tengah.
Imam Sudiyono, Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, mengatakan pihaknya ingin jadi kontraktor pembangunan jalan tol ruas Semarang-Bawen. Proses penawaran tender proyek jalan tol sepanjang 24 kilometer itu sudah dimulai sejak awal Agustus lalu. "Proyek terdekat adalah pengerjaan Semarang-Bawen," katanya, hari ini.
Menurut Imam, perusahaan pelat merah ini mengajukan harga penawaran sebesar Rp 418 miliar. Sedangkan empat peserta tender lainnya memasang harga di atas penawaran emiten bersandi saham WIKA ini. "Kami harga terendah," imbuhnya. Para pesaingnya juga merupakan perusahaan pelat merah.
Imam bilang, penunjukan pemenang kemungkinan dilakukan pada pertengahan September nanti. Sehingga, proses pengerjaannya bisa dimulai pada awal Oktober mendatang. Kalau menang, WIKA hanya akan mengerjakan jalan tol sepanjang lima kilometer dari ruas Semarang-Bawen sepanjang 24 kilometer. Sedangkan marjin keuntungan yang bisa diraup perusahaan sekitar 8-10% dari harga penawaran Rp 418 miliar.
Sekadar informasi, Semarang-Bawen bagian dari proyek jalan tol Semarang-Solo sepanjang 76 kilometer. Sesungguhnya, proyek yang digarap dan dikelola oleh Jasa Marga ini sudah direncanakan sejak beberapa tahun lalu. Namun, baru mulai direalisasikan tahun ini dengan pembangunan tahap pertama ruas Semarang-Bawen. Diperkirakan, nilai investasinya lebih dari US$ 150 juta.
Di sisi lain, WIKA sudah mendapatkan komitmen dari Jasa Marga untuk menggarap proyek pembangunan jalan tol ruas Surabaya-Mojokerto. Namun, masih belum jelas mengenai nilai proyek sepanjang 37 kilometer tersebut. Pasalnya, kepemilikan mayoritas saham PT Marga Nujyasumo Agung (MNA) sebagai pengelola ruas tol tersebut baru saja berganti. Jasa Marga meningkatkan kepemilikannya di MNA dari 1,7% menjadi 55% saham. Meski begitu, posisi WIKA sebagai kontraktor proyek tersebut tidak berubah.
Direktur Utama WIKA Bintang Perbowo mengatakan, sejak awal bisnis perusahaan bukanlah sebagai pengelola jalan tol. "Kalau diminta menjadi investor rasanya berat karena butuh dana besar," imbuhnya. Hingga kini, WIKA hanya mengempit 10% saham di proyek jalan tol Cengkareng-Kunciran sepanjang 11,2 kilometer. "Itu bagian program investasi," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News