Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) masih tergiur bisnis batubara. Kendati bisnis inti perusahaan ini adalah jasa konstruksi, perusahaan pelat merah ini akan membeli salah satu perusahaan tambang batubara yang beroperasi di Kalimantan Timur.
WIKA juga sudah menyelesaikan uji tuntas atau due dillegence terhadap tiga perusahaan tambang batubara. Salah satunya, PT Dwipa Indonesia. "Tapi belum tentu perusahaan itu yang kami akuisisi," kata Direktur Utama WIKA Bintang Perbowo, kemarin (25/2).
Dua perusahaan yang lain, Bintang enggan menyebutkan. Kata Bintang, WIKA akan memiliki 70% sampai 75% saham di perusahaan tambang batubara yang menjadi target akuisisi. Nah, perusahaan pembuat beton ini menargetkan proses akuisisi tambang batubara itu sudah kelar pada semester pertama 2009 ini.
Setelah akuisisi kelar, WIKA akan langsung mendirikan anak perusahaan yang khusus bergerak di sektor pertambangan. Kelak, perusahaan ini menjadi induk usaha beberapa perusahaan tambang milik Wijaya Karya. "Nama anak perusahaan nanti saja, deh, tunggu proses akuisisi selesai," ujar Bintang.
Untuk melancarkan akuisisi ini, WIKA mengandalkan sumber pendanaan dari kantong sendiri sendiri. Direktur Keuangan WIKA Ganda Kusuma mengungkapkan, kas internal WIKA saat ini masih berisi sekitar Rp 1,4 triliun. "Jadi, kami akan menggunakan dana sendiri," katanya.
Masih belum jelas berapa banderol harga tiap akuisisi tersebut, serta total nilai akuisisinya. WIKA masih menego harga pembelian dengan pemilik perusahaan tambang. "Kalau harganya cocok dan perusahaannya bagus, kami pasti beli," kata Ganda.
Selain membeli perusahaan batubara, tahun ini Wijaya Karya masih menggarap proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kalimantan Selatan. Pembangkit ini memiliki kapasitas daya listrik sebesar 2X65 Megawatt (MW). Proyek pembangkit listrik milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) itu bernilai sekitar Rp 1,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News