Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) terus memburu kontrak proyek. Bukan cuma proyek domestik yang diincar, tapi juga ke luar negeri.
Emiten pelat merah ini menerima kontrak proyek renovasi Istana Presiden Republik Nigeria senilai 23,66 juta euro, atau setara dengan Rp 370 miliar. Sehingga, sejak awal tahun, WIKA telah mengakumulasi kontrak luar negeri Rp 1,4 triliun.
Angka itu setara 35% dari target kontrak luar negeri tahun ini, sekitar Rp 4 triliun. Realisasi tersebut tentu masih berpotensi bertambah.
Direktur Utama WIKA Tumiyana mengatakan, pihaknya saat ini tengah mengincar kontrak proyek airport di Filipina. Kontraknya ada dua, renovasi dan pembangunan bangunan anyar. "Ini masih tahap pitching," ujar Tumiyana kepada KONTAN belum lama ini.
Jika tak ada aral melintang, WIKA bakal mengantongi proyek tersebut dalam dua atau tiga bulan lagi. Namun, karena masih proses tawar menawar, manajemen WIKA belum bisa mengungkapkan berapa nilai kontrak proyek tersebut. "Yang jelas, nilainya jauh di atas kontrak di Nigeria," imbuh Tumiyana.
Moncernya potensi perolehan kontrak, baik domestik maupun luar negeri, di semester dua ini, membuat manajemen WIKA mengerek target kinerja hingga akhir tahun. Target kontrak baru dinaikkan menjadi sekitar Rp 52 triliun dari Rp 49 triliun.
Hubungan bilateral
Seiring dengan kenaikan tersebut, WIKA juga menargetkan pendapatan dan laba bersihnya masing-masing bisa mencapai Rp 39,48 triliun dan Rp 2,03 triliun. Sebelumnya, manajemen WIKA pasang target bisa menutup tahun ini dengan target pendapatan dan laba bersih masing-masing Rp 39,43 triliun dan Rp 1,96 triliun.
Maria Renata, analis Danareksa Sekuritas, mengatakan, WIKA berhasil memaksimalkan peluang dari hubungan bilateral antara Indonesia dengan negara lain. Hal ini merupakan sentimen positif bagi perusahaan pelat merah ini.
Terlebih lagi, WIKA saat ini memang tengah berupaya memperbesar porsi kontrak luar negerinya. Selama tiga tahun terakhir, porsi kontrak luar negeri WIKA terhadap seluruh kontrak masih kurang dari 6%. Namun, porsinya saat ini sudah bertambah besar.
Dengan target kontrak luar negeri mencapai Rp 4 triliun, maka porsinya terhadap total kontrak yang dimiliki WIKA menjadi sekitar 7%. "Porsi kontrak luar negeri WIKA bisa bertambah menjadi 11% dari total kontrak hingga akhir tahun," tulis Maria dalam risetnya, 14 Agustus.
Dia menambahkan, fundamental WIKA juga prospektif, didukung strategi bisnis jangka panjang. Ke depan, investasi pada infrastruktur bakal menjadi generator utama pemasukan WIKA secara grup.
WIKA akan fokus pada pengembangan mega blocks atau mengembangkan kota baru yang dekat dengan jalan tol atau rel kereta. "Integrasi secara grup yang dimiliki WIKA saat ini memungkinkan perusahaan ini untuk memenuhi permintaan, baik permintaan dari sektor hulu maupun hilir," jelas Maria.
Masih manisnya prospek WIKA membuat Maria merekomendasikan buy saham WIKA. Adapun target harganya Rp 2.400 per saham.
Target harga tersebut mencerminkan potensi kenaikan harga saham 49,5%. Kemarin, Kamis (16/8), saham WIKA turun sebesar 3,14% ke level Rp 1.540 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News