Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) masih menyisakan dana hasil penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO) sebesar Rp 254,72 miliar. Jumlah tersebut setara dengan 31,45% dari keseluruhan dana yang berhasil dihimpun WEGE, yaitu sebesar Rp 809,88 miliar.
Direktur Human Capital dan Pengembangan Investasi Wijaya Karya Bangunan Gedung Nur Al Fata mengatakan, dana tersebut belum dapat diserap perusahaan karena ada perubahan skema. "Berdasarkan dinamika lingkungan usaha dan penguatan di core business, kami kemungkinan besar akan mengusulkan perubahan penggunaan dana IPO yang akan disampaikan nanti saat rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST)," kata Nur kepada Kontan.co.id, Kamis (16/1).
Baca Juga: Wika Gedung (WEGE) Bidik Kontrak Baru Rp 15 Triliun di Tahun 2020
Pada saat melantai di Bursa Efek Indonesia pada 30 November 2017, WEGE merencanakan dana yang dihimpunnya akan digunakan untuk penyediaan ruang pada infrastruktur perkotaan dan sosial sebesar Rp 323,95 miliar, pengembangan usaha pada bidang pracetak, modular dan geoteknik sebesar Rp 161,98 miliar dan investasi aset tetap berupa alat produksi dan IT sebesar Rp 80,99 miliar. Sisanya sebesar Rp 242,96 miliar digunakan untuk modal kerja.
Dalam realisasinya, anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini baru menggunakan dana untuk penyediaan ruang pada infrastruktur perkotaan dan infrastruktur sosail sebesar Rp 262,98 miliar, investasi aset tetap berupa alat produksi dan IT sebesar Rp 80,73 miliar dan modal kerja sebesar Rp 211,45 miliar.
Baca Juga: Nilai kontrak baru Wijaya Karya Gedung (WEGE) mencapai Rp 9,6 triliun
WEGE belum sama sekali menggunakan dana untuk investasi pengembangan usaha pada bidang pracetak, modular dan geoteknik.
WEGE menempatkan sisa dana yang belum digunakan di Bank Mandiri sebesar US$ 1 juta, Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar Rp 25 miliar dan Bank Negara Indonesia (BNI) sebesar Rp 207 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News