Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis (18/12/2025). Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,17% secara harian ke Rp 16.723 per dolar AS.
Berdasarkan Jisdor Bank Indonesia (BI), rupiah juga melemah 0,14% secara harian ke Rp 16.722 per dolar AS.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo mengatakan, fundamental rupiah tetap terjaga berkat keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga di level 4,75% serta komitmen intervensi di pasar spot dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF).
“Stabilitas ini juga didukung oleh aliran masuk modal ke instrumen SRBI dan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi domestik yang tetap solid di penghujung tahun,” ujar Sutopo kepada Kontan, Kamis (18/12/2025).
Baca Juga: Rupiah Melemah ke Rp 16.723 per Dolar AS, Pasar Waspadai Inflasi AS
Sutopo menyebut sentimen utama yang wajib dicermati terkait rupiah besok adalah reaksi pasar terhadap rilis data inflasi Amerika Serikat serta dampak lanjutan dari hasil pertemuan kebijakan Bank of Japan.
Jika data AS menunjukkan inflasi yang lebih rendah dari ekspektasi, maka tekanan dolar terhadap mata uang emerging market akan mereda, memberikan ruang bagi rupiah untuk menguat tipis.
Selain itu, pelaku pasar akan mengendalikan volume konversi valuta asing oleh eksportir dalam negeri pada akhir pekan, yang biasanya meningkat seiring penerapan kebijakan DHE SDA, untuk memastikan likuiditas dolar di pasar domestik tetap mencukupi.
“Proyeksi nilai tukar rupiah untuk perdagangan besok, Jumat, 19 Desember 2025, diperkirakan akan bergerak konsolidatif dengan kecenderungan stabil pada kisaran Rp 16.650 hingga Rp 16.730 per dolar AS,” ucap Sutopo.
Sementara itu, pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, ketidakpastian mengenai perekonomian AS meningkat minggu ini, terutama karena data resmi pemerintah memberikan sinyal yang beragam mengenai pasar tenaga kerja.
Baca Juga: Rupiah Terus Melemah ke Rp 16.727 per Dolar AS di Tengah Hari Ini (18/12)
Operasi pembelian aset Federal Reserve juga memicu beberapa keraguan atas likuiditas pasar di negara tersebut.
"Pasar kini menantikan data inflasi indeks harga konsumen (CPI) yang akan datang untuk mendapatkan petunjuk mengenai perekonomian terbesar di dunia," ujar Ibrahim, Kamis (18/12).
Ibrahim menambahkan bahwa data tersebut diperkirakan akan menunjukkan inflasi CPI utama sedikit meningkat, sementara CPI inti diperkirakan akan tetap stabil di angka 3% per tahun. Pasar tenaga kerja dan inflasi adalah dua pertimbangan terbesar Fed untuk menyesuaikan kebijakan.
“Namun, selain suku bunga, pasar juga khawatir tentang potensi periode stagflasi bagi perekonomian AS – sebuah skenario di mana pengangguran meningkat seiring dengan inflasi,” kata Ibrahim.
Ibrahim memproyeksikan rupiah pada Jumat (19/12) bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp 16.720 - Rp 16.750 per dolar AS.
Selanjutnya: Update Data BPJS Ketenagakerjaan Lewat Aplikasi JMO, Ini Panduannya
Menarik Dibaca: 3 Zodiak Produktif! Ramalan Keuangan dan Karier Besok Jumat 19 Desember 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













