Reporter: Teddy Gumilar, Anastasia Lilin Y, Yuwono Triatmodjo | Editor: Edy Can
JAKARTA. Tawaran investasi emas dengan imbal hasil tinggi kini mulai marak lagi. Bahkan, ada yang menawarkan imbal hasil tetap sebesar 60%.
Berdasarkan reportase KONTAN, perusahaan ini memperjualbelikan emas dengan balutan investasi yang menggiurkan. Di kawasan Pluit, Jakarta Utara, tawaran investasi ini datang dari PT Golden Traders Indonesia Syariah (GTIS).
GTIS menawarkan investasi emas dengan imbal hasil yang beragam. Ada yang sebesar 30% per tahun dengan kontrak 12 bulan. Sedangkan untuk kontrak tiga bulan atau dengan enam bulan ada bonus tetap antara 1,5% hingga 2% per tahun.
Tak berbeda jauh dengan GTIS, ada juga tawaran investasi emas dari PT Trimas Mulia. Perusahaan yang berkantor gedung di Sampoerna Strategic Square, Jakarta, ini menawarkan investasi emas yang hampir mirip dengan GTIS.
Sayang Manajer Pemasaran Trimas Mulia yang mengaku bernama Waski belum bisa memberikan klarifikasi. Dia beralasan hanya direktur utama yang bisa memberikan informasi resmi. Sayangnya, si direktur utamag sedang berada di luar negeri.
Lalu ada pula tawaran investasi PT Makira Nature. Lagi-lagi, ketika KONTAN menyambangi kantor Makira yang berada di Gedung Tamara, Jakarta Pusat, belum bersedia diwawancarai. "Nanti kami sampaikan ke direksi," kata petugas keamanan perusahaan tersebut.
Pengamat emas Leo Hadi Loe menduga praktik investasi dari perusahaan ini mengandung unsur money game terutama untuk skema titip. Sebab, nasabah hanya memegang invoice transaksi beli dan sama sekali tidak ada perlindungan.
Pengamat logam mulia dan penulis Think Dinar Endy J. Kurniawaran juga merasakan keanehan tawaran investasi itu. Endy sendiri mengaku pernah ditawarkan investasi tersebut. "Yang saya dengar dari mereka, dana investor tersebut diputar di bisnis komoditas fisik misalnya ekspor dan impor di Singapura," katanya.
Ketua Satuan Tugas Waspada Investasi Sarjito mengatakan tawaran investasi GTIS masuk dalam radar pantauannya. "Kami sudah mengawasi sejak akhir tahun lalu," katanya. Dia mengimbau masyarakat berhati-hati terhadap tawaran investasi berimbal hasil tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News