kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waspada pom-pom koin dalam pasar kripto, apa itu?


Selasa, 16 Februari 2021 / 22:45 WIB
Waspada pom-pom koin dalam pasar kripto, apa itu?


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam waktu setahun terakhir, Bitcoin memang telah menunjukkan performa luar biasa. Harga satu Bitcoin meroket dari US% 8.000 di Februari 2020 menjadi US$ 49.000 lebih di 15 Februari 2021. Artinya ledakan harga Bitcoin telah mencapai 612,5% hanya dalam tempo setahun. 

Hal ini pun tak pelak menimbulkan demam Bitcoin dengan banyaknya investor institusional hingga retail yang turut terjun mengoleksinya. Antusiasme ini pun pada akhirnya menular ke asset atau koin-koin kripto lainnya. Investor atau pembeli ritel pun kemudian mencoba mengoleksi koin-koin kripto lain di luar Bitcoin

Namun, tidak semua koin kripto ternyata cukup potensial untuk dikoleksi. Hal ini lantaran koin-koin kripto tersebut tidak memiliki market capitalization yang cukup memadai untuk meningkatkan harganya. Tentu saja seorang investor retail yang masih awam sangat sulit untuk membedakan mana saja koin-koin kripto yang potensial.

Baca Juga: Harga Bitcoin telah mendekati level US$ 50.000

Dengan semakin banyaknya pengguna baru di dunia cryptocurrency, Gabriel Rey, CEO Triv.co.id platform jual beli bitcoin  mengatakan bahwa sebaiknya mereka melakukan riset yang cukup terhadap aset kripto yang diminati agar dapat menghindari kerugian. Dia mensinyalir mulai terdapat sejumlah kelompok yang mendorong untuk membeli koin kripto tertentu, atau yang biasanya disebut group signal pom-pom. 

“Istilah pom-pom itu berasal dari kesamaan bunyi istilah pump-pump, yang tujuannya memompa animo terhadap satu produk. Sayangnya, koin kripto yang direkomendasikan tersebut yang umumnya memiliki market capitalization kurang memadai atau kecil,” ujar Rey dalam keterangan resminya, Selasa (16/2).

Rey menambahkan, pembekalan diri dengan riset yang memadai sangat penting untuk menghindari rekomendasi kelompok yang memiliki market group-group signal pom-pom yang menjerat pengguna baru untuk membeli koin-koin kripto dengan market cap kecil guna menaikkan harganya.

Menurut Rey, aktivitas grup signal pom-pom sangatlah berbahaya bagi investor ritel.  “Karena ketika investor ritel mulai membeli berdasarkan rekomendasi group pom-pom tersebut, para bandar yang telah membeli sebelumnya akan menjual koin-koin kripto dengan market cap kecil ini kepada investor ritel tersebut sehingga harganya turun dan membuat para investor ritel merugi,” terang Rey.

Baca Juga: Harga bitcoin mencapai rekor tertinggi baru mendekati US$ 50.000 pada Minggu (14/2)

Padahal, berdasarkan data inflow capital yang diamati Rey, investor-investor besar dan institusi berinvestasi hanya pada Bitcoin. “Sehingga kurang lebih 71% modal yang masuk ke pasar kripto ini diinvestasikan ke bitcoin dan bukan koin-koin kripto dengan market cap kecil,” urai Rey.

Rey lebih lanjut menerangkan bahwa market cap Bitcoin yang semakin besar membuat tidak ada pihak yang dapat memanipulasi harga Bitcoin dengan mudah. Demikian pula dengan analisa dari Glassnode yang menyatakan sekarang jumlah unik pemegang Bitcoin terus bertambah. 

“Sehingga hal ini menyebabkan pemegang Bitcoin tidak terkonsentrasi pada beberapa pengguna besar saja. Dengan demikian jika investor ritel mau aman untuk berinvestasi di dunia kripto maka berinvestasilah hanya pada Bitcoin dan tidak pada altcoin," pungkasnya.

Selanjutnya: Menilik prospek uang kripto di tahun 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×