kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Waspada pergerakan saham berbasis komoditas


Selasa, 13 Agustus 2013 / 17:21 WIB
Waspada pergerakan saham berbasis komoditas
ILUSTRASI. Kawasan perkantoran di Jakarta, Senin (10/1). Pho. KONTAN/Carolus Agus Waluyo/10/01/2022.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Membaiknya data ekspor impor China dan Zona Eropa membuat harga komoditas dunia terkerek naik. Hari ini, harga minyak Brent naik dan menembus harga US$109 per barel, harga nikel dunia menguat 3% ke level US$14.735 per ton dan harga timah telah menguat 1,69% ke posisi US$22.100 per ton.

Kondisi ini juga menjadi angin segar bagi pergerakan saham-saham sektor komoditas, khususnya sektor tambang. Lihat saja, indeks mining di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini ditutup menguat 14,77 poin ke level 1.389,95.

Sebenarnya, beberapa saham sektor komoditas mengalami pelemahan signifikan sepanjang 2013 ini. Tiga saham dengan penurunan paling tinggi tahun adalah PT Atlas Resources Tbk (ARII) sebesar -55,63%, PT Harum Energy Tbk (HRUM) sebesar -55,42% dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebesar -50,94%.

Nah, menurut analis Universal Beoker Indonesia, Satrio Utomo, posisi harga saham sektor komoditas itu membuat harga saham berada di bawah nilai wajarnya. Hal ini membuat pelaku pasar domestik berani mengambil posisi spekulatif dengan mengoleksi saham-saham berbasis komoditas meski aksi jual investor asing masif terjadi di BEI.

Satrio mengingatkan, risiko investasi di saham berbasis komoditas khususnya pertambangan saat ini masih cukup besar. "Sebaiknya investor harus memperhatikan posisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga kembali menguat ke level 4.660 poin, dimana titik itu sudah terlampaui maka IHSG kemungkinan mulai rebound kembali," jelasnya Selasa (13/8).

Selain itu, investor domestik juga harus mewaspadai pergerakan saham-saham sektor pertambangan dalam satu atau dua hari ke depan. Jika masih dalam tren menguat maka harapan untuk terjadi pembalikan arah penguatan dapat terjadi baik dalam jangka menengah maupun jangka panjang.

Kepala Riset PT Trust Securities, Reza Priyambada juga memiliki pandangan senada dengan Satrio. Menurutnya, beberapa hari terakhir, tren penguatan harga komoditas sudah terjadi. "Tapi, ini bukan berarti rebound saham berbasis komoditas akan terjadi," imbuhnya.

Pasalnya, kondisi profil risiko investasi investor atas saham berbasis komoditas belum menunjukkan kepastian mengingat kenaikan harga komoditas dalam dua hari terakhir dipengaruhi oleh sentimen positif kenaikan data ekspor impor di China ke Eropa.

Sekarang, lanjut Reza, beberapa pelaku pasar domestik sudah mulai memanfaatkan sentimen positif dari membaiknya harga komoditas dan melakukan akumulasi dalam jangka pendek. Namun, dia menyarankan, investor mencermati kembali rilis data ekspor impor China dan zona Eropa di bulan depan.

"Cermati perekonomian global beberapa hari ke depan. Jika data ekonomi selama beberapa hari menunjukkan adanya perbaikan , maka akan ada pergerakan positif ke saham berbasis komoditas," jelas Reza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×