Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak anomali. Ketika bursa Asia cenderung menguat, indeks justru melemah, bahkan dengan pelemahan sekitar 1%. Kembali melemahnya IHSG bisa saja berlanjut hari ini.
Sebab, naiknya defisit neraca perdagangan April lalu telah meningkatkan kekhawatiran membengkaknya defisit transaksi berjalan (CAD) kuartal II 2014 melampaui 1Q14 yang mencapai US$ 4,19 miliar. Hal ini menekan pergerakan rupiah atas dolar AS pekan lalu hingga mendekati level Rp 11.900.
"Akibatnya, pasar mengkhawatirkan Bank Indonesia (BI) akan menaikkan tingkat bunga acuannya 25 bp menjadi 7,75% dalam waktu dekat," tandas David Sutyanto, analis First Asia Capital, (10/6).
Sementara, Wall Street tadi malam kembali melanjutkan tren penguatannya meski terbatas. Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,11% dan 0,09% ditutup di level tertinggi yang baru, masing-masing di 16943,10 dan 1951,27.
Semua sentimen tersebut akan membuat IHSG diprediksi masih akan bergerak bervariasi dengan kecenderungan melanjutkan koreksi. IHSG akan menguji support di 4.830 dan resisten di 4.930.
"Pasar saat ini tengah menanti putusan BI mengenai tingkat bunga acuan," imbuh David. Saham ASII, PGAS, GGRM, ADRO, JPFA, dan TINS menjadi saham pilihannya hari ini.
Dia menambahkan, dalam keadaan seperti ini, pasar tidak seperlunya panik secara berlebihan. Bahkan, manfaatkan kesempatan untuk masuk ketika beberapa saham menarik telah terdiskon.
"Pelaku pasar ditakutkan oleh potensi kenaikan suku bunga BI rate yang dibilang berlebihan. Pandangan kami adalah BI rate akan tetap sehingga gunakan koreksi atau konsolidasi minor sebagai kesempatan untuk akumulasi posisi di beberapa saham selektif," jelas Yuganur Wijanarko, Senior Research HD Capital.
Menurutnya, indeks akan bergerak pada support 4.866-4.820 dan resistance 4.980-5.020. Simak saham KLBF, MNCN, SMGR, dan TBLA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News