kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Wall Street turun akibat kekhawatiran gelombang kedua virus corona


Senin, 11 Mei 2020 / 21:10 WIB
Wall Street turun akibat kekhawatiran gelombang kedua virus corona
ILUSTRASI. Wall Street turun di awal pekan ini.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street turun di awal pekan ini. Tiga indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS) berada di zona merah.

Senin (11/5) pukul 8.54 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,82% ke 24.133. Indeks S&P 500 melemah 0,64% ke 2.911. Sedangkan Nasdaq Composite mlemah tipis 0,01% ke 9.120.

Investor mengkhawatirkan gelombang kedua virus corona setelah pembukaan sejumlah negara dari lockdown.

Pasar saham Asia sebagian besar menguat pada hari ini. Sedangkan pasar saham Eropa cenderung berhati-hati. Prancis akan melonggarkan lockdown dengan pelan-pelan. Inggris juga memaparkan langkah bertahap untuk membuka lockdown.

Baca Juga: Dana kelolaan industri reksadana mulai naik perlahan

Korea Selatan justru memperingatkan gelombang kedua karena tingkat infeksi naik ke level tertinggi dalam sebulan terakhir. Infeksi baru pun makin cepat di Jerman yang sudah melonggarkan lockdown.

"Jika kita memiliki gelombang kedua dan lockdown, ini akan menjadi hasil terburuk dari perspektif ekonomi," kata Guy Miller, chief market strategist Zurich Insurance Company kepada Reuters.

Miller menambahkan bahwa gelombang kedua dan lockdown akan menunda investasi bisnis lebih lanjut. Harapan konsumen untuk pemulihan ekonomi lebih cepat pun terhapus.

Baca Juga: Minim katalis, simak proyeksi IHSG untuk perdagangan Selasa (12/5)

Sementara Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa tidak ada alasan AS membeli kembali obligasi. Mnuchin menambahkan bahwa AS akan meminjam utang jangka panjang untuk mengunci suku bunga yang rendah ketika pandemi corona melanda dunia.

"Salah satu alasan saya merasa nyaman dengan belanja saat ini adalah karena tingkat suku bunga sangat rendah. Kami mengambil keuntungan suku bunga jangka panjang," kata Mnuchin seperti dikutip Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×