kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.879   1,00   0,01%
  • IDX 7.306   110,41   1,53%
  • KOMPAS100 1.121   16,34   1,48%
  • LQ45 892   15,04   1,72%
  • ISSI 222   1,71   0,78%
  • IDX30 458   9,33   2,08%
  • IDXHIDIV20 552   12,50   2,32%
  • IDX80 129   1,41   1,11%
  • IDXV30 137   2,08   1,55%
  • IDXQ30 152   3,28   2,20%

Wall Street Tertekan di Awal Pekan Menjelang Musim Laporan Keuangan Kuartal I


Senin, 11 April 2022 / 21:19 WIB
Wall Street Tertekan di Awal Pekan Menjelang Musim Laporan Keuangan Kuartal I
ILUSTRASI. Wall Street terseret oleh saham dengan pertumbuhan tinggi karena imbal hasil Treasury melonjak.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street melemah di awal pekan ini. Pasar saham Amerika Serikat (AS) terseret oleh saham dengan pertumbuhan tinggi karena imbal hasil Treasury melonjak. Lonjakan yield US Treasury terjadi menjelang data inflasi Selasa yang dapat mendukung sikap Federal Reserve yang lebih hawkish.

Senin (11/4) pukul 21.07 WIB, Dow Jones Industrial Average melemah 0,14% ke 34.667. Indeks S&P 500 turun 0,78% ke 4.453. Sedangkan Nasdaq Composite melorot 1,05% ke 13.569.

Harga saham produsen mobil listrik Tesla Inc turun 4,7% dalam perdagangan premarket setelah data menunjukkan penjualan mobil China jatuh pada Maret. Angka penjualan tertekan oleh pembatasan negara untuk mengendalikan wabah Covid-19.

Baca Juga: Turun Dari Rekor, IHSG Berpotensi Lanjutkan Pelemahan Besok (12/4)

Harga saham Twitter Inc turun 3,5% setelah perusahaan media sosial mengatakan bos Tesla Elon Musk menolak tawarannya untuk bergabung dengan dewan perusahaan. Saham pertumbuhan megacap seperti Meta Platforms Inc dan Microsoft Corp, masing-masing tergelincir lebih dari 1,5% karena imbal hasil Treasury 10-tahun mencapai 2,77%.

Saham-saham pertumbuhan dan teknologi terkemuka di pasar yang valuasinya tumbuh pesat pada periode suku bunga rendah, telah berada di bawah tekanan sejak akhir Maret. Sinyal dari The Fed yang akan secara agresif menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi yang melonjak menjadi penahan laju saham-saham ini.

Data pada hari Selasa diperkirakan menunjukkan harga konsumen AS melompat ke tertinggi baru empat dekade 8,5% secara tahunan pada Maret. Bulan sebelumnya, inflasi AS mencapai 7,9% karena konflik Ukraina menaikkan biaya energi.

Baca Juga: Saham Small Mid Caps Tertinggal, Begini Prospeknya Menurut Analis

"Masalah bagi saham untuk mendapatkan momentum saat ini adalah tidak jelas di mana puncak inflasi," kata Eric Merlis, direktur pelaksana pasar global di Citizens kepada Reuters

Indeks nilai S&P 500, yang mencakup saham perbankan dan energi, telah mengungguli mitra pertumbuhannya sepanjang tahun ini. Investor juga akan fokus pada bank-bank besar AS, yang memulai musim pendapatan kuartal pertama pada hari Rabu. Pendapatan emiten perbankan diperkirakan akan menunjukkan penurunan tajam secara tahunan pada kuartal pertama.

Secara keseluruhan, The Fed yang agresif, inflasi yang melonjak, dan ketidakpastian geopolitik akibat perang di Ukraina memperkeruh prospek musim pendapatan mendatang, membuat beberapa analis waspada. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×