Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street kembali dalam tekanan dan ditutup melemah. Data inflasi yang lebih kuat dan penjualan ritel Amerika Serikat (AS) yang masih rendah pada bulan Mei membuat investor kembali khawatir menanti hasil pertemuan Federal Reserve.
Selasa (15/6), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 94,42 poin atau 0,27% menjadi 34.299,33, indeks S&P 500 turun 8,56 poin atau 0,20% ke 4.246,59 dan indeks Nasdaq Composite koreksi 101,29 poin atau 0,71% ke level 14.072,86.
Tujuh dari 11 sektor utama pada indeks S&P tergelincir. Di antara mereka adalah layanan komunikasi, yang berakhir 0,5% lebih rendah, setelah mencapai rekor tertinggi intraday di awal sesi.
Sektor dengan penguat terbesar terjadi pada indeks energi, yang naik 2,1% usai harga minyak mentah mencapai tertinggi multi-tahun karena prospek permintaan yang positif. Hal ini juga membuat saham Exxon Mobil Corp mengalami hari terbaiknya sejak 5 Maret, setelah melonjak 3,6%.
Jaminan dari The Fed bahwa kenaikan harga bersifat sementara dan penurunan yield US Treasury telah membantu meredakan beberapa kekhawatiran atas inflasi dan mendukung saham AS dalam beberapa pekan terakhir. Semua mata sekarang tertuju pada pernyataan bank sentral pada akhir pertemuan kebijakan dua hari pada hari Rabu (16/6).
Baca Juga: Wall Street turun, investor menunggu sinyal dari The Fed
Data menunjukkan percepatan harga produsen di bulan lalu karena rantai pasokan berjuang untuk memenuhi permintaan usai pembukaan kembali ekonomi. Sebuah laporan terpisah menunjukkan, penjualan ritel AS turun lebih dari yang diharapkan pada bulan Mei.
"Ada sedikit reaksi terhadap data ekonomi yang kami dapatkan, yang sebagian besar menunjukkan bahwa ekonomi mulai melepaskan diri dari stimulus, pemulihan sedikit melambat, dan inflasi terus tumbuh," kata Ed Moya, Senior Market Analyst OANDA.
"Kami melihat beberapa kelemahan yang sangat sederhana, dan itu akan berombak menjelang keputusan The Fed. Saat ini, The Fed mungkin dalam posisi untuk menunjukkan bahwa mereka berpikir tentang pengurangan, tetapi mereka masih jauh dari itu," tambah Moya.
Sebelumnya The Fed diprediksi baru akan mengumumkan strategi untuk mengurangi program pembalian obligasi besar-besaran pada bulan Agustus atau September mendatang. Berdasarkan jajak pendapat ekonom yang dihimpun Reuters, bank sentral tidak akan mulai memotong pembelian bulanan hingga awal tahun depan.
Sepanjang tahun ini, bursa saham AS pun tampil perkasa. Di mana indeks acuan S&P 500, blue-chip Dow Jones dan Nasdaq yang fokus pada sektor teknologi masing-masing telah naik 13%, 12,1% dan 9,2% sepanjang tahun ini, sebagian besar didorong oleh optimisme tentang pembukaan kembali ekonomi.
Pada perdagangan sesi ini, saham Boeing Co naik 0,6% setelah AS dan Uni Eropa menyetujui gencatan senjata dalam konflik 17 tahun mereka atas subsidi pesawat yang melibatkan Boeing dan saingannya Airbus.
Setelah merosot 19% pada hari Senin, saham Lordstown Motors Corp rebound 11,3% setelah komentar dari presiden produsen truk listrik tentang pesanan.
Selanjutnya: Pertama terdeteksi di India, virus corona varian Delta kini sudah ada di 74 negara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News