Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street turun tipis dalam perdagangan yang bergejolak pada hari Selasa (8/3). Investor menilai dampak dari potensi larangan impor minyak Rusia oleh Barat atas invasinya ke Ukraina.
Melansir Reuters, pada pukul 09:59 ET, Dow Jones Industrial Average turun 33,13 poin atau 0,10% ke 32.784,25, S&P 500 turun 9,29 poin atau 0,22% ke 4.191,80, dan Nasdaq Composite turun 51,56 poin atau 0,40 % ke 12.779,40.
Tujuh dari 11 sektor utama S&P menguat pada awal perdagangan, dengan saham energi naik 3,4%, naik untuk delapan sesi berturut-turut.
Sektor keuangan naik 0,1% setelah jatuh selama tiga sesi berturut-turut. Indeks bank bertambah 0,7% mengikuti imbal hasil US Treasury tenor 10-tahun yang naik di atas 1,80% setelah mencapai level terendah dua bulan pada hari Senin.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden diperkirakan akan mengumumkan larangan impor minyak dari Rusia dalam sambutannya pada pukul 10:45 (1545 GMT) pada hari Selasa. Sementara Politico melaporkan bahwa Inggris akan mengikuti jejak tersebut.
Baca Juga: Lanjut Melemah di Akhir Perdagangan Selasa (8/3), Bagaimana Nasib IHSG Besok?
Meskipun AS bukan pembeli utama minyak Rusia, sekutunya kemungkinan akan mendapat tekanan untuk menghentikan ekonomi mereka dari energi Rusia.
Harga minyak mentah Brent memperpanjang reli, melonjak melewati US$130 per barel karena investor tetap gelisah.
"Harga minyak yang lebih tinggi berarti pengeluaran yang lebih sedikit, yang berarti lebih sedikit potensi pendapatan bagi perusahaan. Ini bukan hal yang baik bagi konsumen atau perusahaan," kata Robert Pavlik, manajer portofolio di Dakota Wealth di Fairfield, Connecticut.
Asal tahu, bursa saham telah berjuang sejak awal tahun karena kekhawatiran tentang krisis Rusia-Ukraina telah memperdalam aksi jual yang awalnya didorong oleh ekspektasi Federal Reserve memperketat kebijakan moneternya untuk melawan inflasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News