Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street bergerak mixed pada perdagangan Kamis (23/1). Kemarin Nasdaq Composite berakhir di rekor terbaru ditopang oleh lonjakan saham Netflix. Nasdaq menguat 0,2% ke 9.402,48.
Sementara indeks S&P 500 naik tipis 0,11% ke 3.325,54. Dow Jones Industrial Average justru melemah 0,09% ke 29.160,09.
Indeks S&P 500 dan Nasdaq sempat turun sebelum kabar menjelang penutupan perdagangan bahwa Gilead Sciences Inc tengah menilai obat eksperimental Ebola sebagai pengobatan yang mungkin bagi virus corona yang tengah menyebar. World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa terlalu dini untuk menyatakan keadaan darurat kesehatan global.
"Virus ini bukan pengalihan, ini adalah sesuatu yang akan dimanfaatkan oleh para trader," kata Chuck Carlson, kepada eksekutif Horizon Investment Services kepada Reuters.
Baca Juga: Wall Street dibuka turun karena virus corona, Kamis (23/1)
Penyebaran virus corona telah menekan pasar saham global. Kekhawatiran pasar adalah adanya keengganan orang untuk bepergian di tengah penyebaran virus ini sehingga bisa menekan ekonomi.
Sementara itu, rilis kinerja kuartal keempat mulai muncul. Para analis memperkirakan, laba kuartal keempat akan turun 0,7% dari tahun sebelumnya. Dari 74 perusahaan penghuni S&P 500 yang telah melaporkan kinerja, sekitar 67,6% mencapai kinerja lebih dari ekspektasi.
"Pasar saham mendatar yang mengindikasikan bahwa pasar merasa nyaman dengan kinerja emiten dan ekspektasi mulai naik," kata Carlson.
Baca Juga: Proyeksi IHSG: Digerakkan Sentimen Teknikal
Kemarin, harga saham Netflix melonjak 7,2%, menutup penurunan sebelumnya yang dipicu oleh prediksi kinerja yang mengecewakan di awal pekan. Harga saham Union Pacific Corp naik 3,5% setelah operator jalur kereta ini mengatakan bahwa kesepakatan fase satu Amerika Serikat (AS) dan China akan membalikkan volume yang selama ini turun.
Meski sejumlah saham naik tinggi, ada pula saham-saham yang memberatkan langkah indeks. Harga saham Freeport-McMoRan turun 2,8% meski emiten ini melaporkan kinerja yang lebih tinggi daripada ekspektasi. Tapi, investor fokus pada penurunan produksi Freeport di Indonesia.
Comcast Corp pun mencatat kinerja yang lebih tinggi daripada ekspektasi. Tapi, perusahaan penyiaran ini kehilangan pelanggan lebih dari prediksi analis dan mengantarkan harga sahamnya turun 3,8%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News