kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street Merosot di Tengah Rencana Agresif The Fed


Rabu, 18 Mei 2022 / 21:15 WIB
Wall Street Merosot di Tengah Rencana Agresif The Fed
ILUSTRASI. Tiga indeks utama Wall Street turun karena investor kembali dihadapkan pada posisi hawkish Federal Reserve.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street merosot di awal perdagangan Rabu (18/5). Tiga indeks utama Wall Street turun karena investor kembali dihadapkan pada posisi hawkish Federal Reserve.

Rabu (18/5) pukul 21.00 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 1,39% ke 32.201. Indeks S&P 500 merosot 1,46% ke 4.029. Sedangkan Nasdaq Composite merosot 1,68% ke 11.783.

Saham pertumbuhan megacap gagal menguat di tengah kekhawatiran pengetatan kebijakan moneter yang agresif dan berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi. Saham big tech yang peka terhadap nilai dan perusahaan pertumbuhan seperti Microsoft Corp, Apple Inc, pemilik Google-Alphabet Inc, Meta Platforms, Tesla Inc, dan Amazon.com turun antara 0,6% dan 2,3% dalam perdagangan premarket.

Baca Juga: Ikuti Jejak Wall Street, Saham Teknologi Dalam Negeri Turut Mengerek IHSG

S&P 500 dan Nasdaq naik lebih dari 2% lebih tinggi pada perdagangan kemarin setelah penjualan ritel April yang kuat meredakan kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi. Tapi, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mengatakan kepada Wall Street Journal pada hari Selasa (17/5) bahwa bank sentral AS akan terus mendorong kenaikan suku bunga sampai melihat inflasi turun dengan cara yang jelas dan meyakinkan. 

Dia pun menyebut tidak ragu-ragu untuk bergerak lebih agresif jika target belum tercapai. Para trader memperkirakan kenaikan suku bunga 50 basis poin oleh The Fed pada bulan Juni dan Juli.

"Pasar tidak menyukai ketidakpastian dan pada titik ini tidak jelas seberapa jauh The Fed akan berupaya mengekang inflasi. Sampai kami memiliki kejelasan, pasar akan terus bergejolak," kata Brooke May, Managing Partner di Evans May Wealth di Indianapolis kepada Reuters.

May menambahkan bahwa suku bunga yang lebih tinggi akan menekan pengeluaran ritel dan keuntungan perusahaan. 

Baca Juga: IHSG Melesat 2,24% Disokong Sektor Teknologi Pada Rabu (18/5)

Laba kuartal pertama Target Corp berkurang setengahnya. Perusahaan ritel ini memperingatkan beban yang lebih besar karena kenaikan biaya bahan bakar dan pengiriman. 

Harga saham Target merosot 24,1%. Saham pengecer lain seperti Gap Inc, Kohl's Corp, Nordstrom Inc, Costco, Best Buy, Macy's Inc dan Dollar General Corp turun antara 4,1% dan 6,4%.

Ketidakpastian langkah kebijakan Fed menambah beban pasar yang sudah terhuyung-huyung akibat kekhawatiran perlambatan ekonomi global akibat konflik di Ukraina. Ada pula kekhawatiran inflasi yang melonjak, gangguan rantai pasokan yang berkepanjangan, dan penguncian terkait pandemi di China.

S&P 500 turun 14,2% sejak awal 2022 dan Nasdaq telah jatuh lebih dari 23%, terpukul oleh pertumbuhan saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×