Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga indeks utama Wall Street mencatat kenaikan triwulanan keempat berturut-turut karena investor memposisikan diri mereka untuk rencana infrastruktur besar-besaran Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. S&P 500 dan Nasdaq naik pada hari Rabu, didorong oleh keuntungan di saham teknologi.
Dow Jones Industrial Average turun 85,41 poin atau 0,26% menjadi 32.981,55 pada perdagangan Rabu (31/3). Indeks S&P 500 naik 14,34 poin atau 0,36% menjadi 3.972,89. Nasdaq Composite bertambah 201,48 poin atau 1,54% menjadi 13.246,87.
Secara total di kuartal pertama, Dow naik 7,8%, S&P 500 naik 5,8%, dan Nasdaq meningkat 2,8%. Untuk bulan ini, Dow menambahkan sekitar 6,6%, S&P 500 naik 4,2% dan Nasdaq naik hanya 0,4%.
Taruhan pada rebound ekonomi yang kuat mendukung Wall Street selama kuartal pertama. Bahkan ketika kegelisahan muncul atas GameStop dan hiruk-pikuk perdagangan ritel, lonjakan yield US Treasury dan kebangkrutan hedge fund AS.
Baca Juga: Tertekan di kuartal I-2021, iklim pasar modal kuartal II-2021 diproyeksi lebih baik
Pada hari Rabu, indeks acuan S&P 500 mencapai rekor tertinggi harian tetapi berhenti untuk mencapai 4.000 dan mempersempit kenaikan di sore hari. Indeks teknologi S&P 500 memimpin kenaikan sektor, sementara sektor energi turun dan merupakan sektor terlemah pada perdagangan kemarin.
"Tren yang kita lihat hari ini adalah investor berputar kembali ke emiten berorientasi pada pertumbuhan yang telah sedikit terpukul selama beberapa minggu terakhir atau lebih karena rotasi yang mendasari menuju pembukaan kembali saham ekonomi," kata Michael Sheldon, kepala investasi RDM Financial Group di Hightower di Westport, Connecticut. Dia menambahkan, beberapa sektor siklikal juga bisa tertahan karena penguatan dolar baru-baru ini.
Untuk kuartal pertama, Nasdaq berkinerja paling rendah jika dibandingkan dengan dua indeks utama lainnya karena investor bertukar saham berorientasi pertumbuhan dengan saham underpriced yang dianggap paling diuntungkan dari pembukaan kembali ekonomi penuh. Nama-nama perusahaan teknologi tinggi telah terpukul oleh lonjakan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun.
Baca Juga: IHSG sudah jenuh jual, analis: Ada potensi rebound jangka pendek