kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Wall Street Menguat di Awal Perdagangan Rabu (11/1), Investor Menanti Data Inflasi


Rabu, 11 Januari 2023 / 21:35 WIB
Wall Street Menguat di Awal Perdagangan Rabu (11/1), Investor Menanti Data Inflasi
ILUSTRASI. Indeks utama Wall Street dibuka menguat pada hari Rabu (11/1).


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks utama Wall Street dibuka menguat pada hari Rabu (11/1) dengan fokus bergeser ke pembacaan inflasi utama yang akan dirilis akhir pekan ini. Angka inflasi Amerika Serikat (AS) akan memberikan petunjuk tentang seberapa agresif pengetatan moneter Federal Reserve tahun ini.

Rabu (11/1) pukul 21.35 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,33% ke 33.812. Indeks S&P 500 menguat 0,39% ke 3.934. Sedangkan Nasdaq Composite menguat 0,28% ke 10.772.

Laju kenaikan suku bunga Fed yang cepat untuk mengekang inflasi memukul pasar saham pada tahun 2022. Kini, pasar telah berpegang teguh pada harapan bahwa tanda-tanda perlambatan ekonomi dapat membuka jalan bagi sikap yang kurang hawkish dari bank sentral AS.

Baca Juga: IHSG pada Kamis (12/1) Diprediksi Menguji Support, Saham-Saham Ini Bisa Dilirik

Laporan inflasi yang sangat ditunggu dari Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Kamis diharapkan menunjukkan harga konsumen AS kemungkinan tumbuh 6,5% secara tahunan pada bulan Desember. Prediksi inflasi Desember lebih rendah ketimbang dari 7,1% bulan sebelumnya. Sementara inflasi inti diperkirakan 5,7% di bulan Desember, turun dari 6% di November.

Bukti lebih lanjut penurunan laju inflasi dapat meningkatkan harapan The Fed menghentikan siklus kenaikan suku bunga segera. Komentar beberapa pejabat The Fed baru-baru ini telah mendukung pandangan bahwa bank sentral perlu tetap agresif dalam menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi.

Beberapa pejabat Fed, seperti Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic, mengharapkan tingkat kebijakan puncak melampaui 5% tahun ini.

"(Investor) merasa inflasi dijinakkan dan ada lebih banyak risiko tidak berada di pasar daripada berada di pasar," kata Christopher Grisanti, kepala strategi ekuitas di MAI Capital Management di Cleveland kepada Reuters.

Baca Juga: IHSG Melorot ke 6.584 Hari Ini (11/1), Saham Perbankan Terkena Net Sell Asing

Grisanti memperkirakan jika angka inflasi yang bagus, Februari mungkin akan menjadi kenaikan terakhir suku bunga, "Atau The Fed bahkan mungkin berhenti," kata dia

Pelaku pasar uang memperkirakan peluang 77% Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,50%-4,75% pada bulan Februari. Para pelaku pasar pun memperkirakan suku bunga memuncak pada 4,92% pada bulan Juni.

Indeks utama Wall Street menguat pada hari Selasa karena Gubernur Fed Jerome Powell menahan diri dari mengomentari prospek suku bunga menjelang data inflasi. Tapi dia menegaskan independensi Fed sangat penting untuk memerangi inflasi.

Minggu ini menandai dimulainya musim pendapatan bagi perusahaan-perusahaan S&P 500. Sejumlah  bank terbesar di Wall Street diperkirakan akan melaporkan laba kuartalan yang lebih rendah di tengah risiko resesi akibat pengetatan kebijakan moneter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×