Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus virus corona yang terus meningkat di Amerika Serikat (AS) tak mampu menghentikan kenaikan Wall Street menjelang akhir semester pertama 2020. Pada Senin (29/6), tiga indeks utama Wall Street naik.
Bahkan, Dow Jones Industrial Average menguat 2,32% dalam sehari ke posisi 25.595,80. Indeks S&P 500 menguat 1,47% ke 3.053,24. Sementara Nasdaq Composite menguat 1,20% ke 9.874,15.
Di tengah krisis kesehatan dan ekonomi, indeks S&P berpotensi mencapai kenaikan kuartalan terbesar sejak 1998. Lonjakan indeks S&P 500 ini ditopang oleh harapan pembalikan ekonomi yang ditopang stimulus.
Baca Juga: Semester II, saham kecil dan menengah masih bisa jadi alternatif
Indeks S&P 500 berpeluang mencatat kenaikan lebih dari 17% di kuartal kedua yang akan berakhir hari ini. Indeks S&P 500 mencatat kenaikan sekitar 36% dari posisi terendah pada 23 Maret lalu.
Meski naik kencang setelah anjlok di bulan Maret, S&P 500 turun tipis di bulan Juni ini. "Volatilitas pasar masih akan terjadi," kata Willie Delwiche, investment strategist Baird kepada Reuters.
Kenaikan Dow Jones kemarin ditopang oleh lonjakan harga saham Boeing yang mencapai lebih dari 14%. Pesawat 737 MAX kemarin menjalani uji coba hari pertama untuk sertifikasi dengan Federal Aviation Administration. Ini merupakan salah satu titik penting di tengah krisis Boeing yang terjadi sejak tahun lalu.
Di sisi lain, Norwegian Air dikabarkan membatalkan pesanan 97 pesawat Boeing MAX dan Dreamliners serta akan mengajukan kompensasi atas kerugian akibat pengandangan pesawat 737 MAX dan masalah mesin pada pesawat 787. Reuters tidak melaporkan nilai kompensasi yang diajukan maskapai ini.
Baca Juga: IHSG Hari Ini Berpeluang Menguat, Investor Bisa Mengakumulasi Beli Saham Berikut Ini
Sementara itu BlackRock Investment Institute menurunkan rating saham-saham AS ke posisi netral. BlackRock mengatakan bahwa ada risiko stimulus yang mereda serta perluasan epidemik dan tensi perdagangan dengan China yang kembali memanas.
Meski rencana stimulus US$ 3 triliun sudah disetujui DPR AS pada Mei lalu, Senat belum membahas paket ini dan kemungkinan tidak akan meloloskan stimulus terkait virus corona hingga bulan depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News