kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street Jatuh, Saham Amazon Merosot ke Level Terendah Hampir 2 Tahun


Jumat, 29 April 2022 / 22:14 WIB
Wall Street Jatuh, Saham Amazon Merosot ke Level Terendah Hampir 2 Tahun
ILUSTRASI. Wall Street


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street jatuh pada perdagangan akhir pekan Jumat (29/4). Terseret perkiraan mengecewakan dari Amazon dan Apple, mendorong Nasdaq menuju penurunan bulanan yang dalam. Selain itu, lonjakan inflasi bulanan terbesar sejak 2005 menambah kekhawatiran investor.

Pada pukul 10:27 ET, Dow Jones Industrial Average turun 350,82 poin atau 1,03% pada 33.565,57, S&P 500 turun 60,22 poin atau 1,40% pada 4.227,28, dan Nasdaq Composite turun 173,67 poin atau 1,35 % pada 12.697,86.

Saham Amazon.com Inc merosot 11,9% ke level terendah hampir dua tahun karena biaya yang lebih tinggi merusak hasil kuartal pertama. Raksasa e-commerce itu mengatakan, pihaknya memperkirakan akan kehilangan sebanyak US$1 miliar pendapatan operasional pada kuartal ini.

Saham Apple Inc, perusahaan paling berharga di dunia, tergelincir 0,1% setelah prospek suramnya membayangi rekor laba dan penjualan kuartalan.

Baca Juga: Amazon di Australia Dikeluhkan Merchant Terkait Algoritma Preferensi Pencarian Barang

Semua 11 sektor utama S&P 500 turun pada awal perdagangan, dengan saham-saham konsumen memimpin kerugian dengan penurunan 3,3%.

Hasil mengecewakan dan kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga agresif oleh Federal Reserve telah memukul saham berbasis teknologi dan pertumbuhan megacap bulan ini.

Asal tahu, indeks Nasdaq turun sekitar 10% pada bulan April, menempatkannya di jalur untuk menyamai kerugian bulanan dua digit yang terakhir terlihat selama puncak aksi jual yang dipimpin pandemi pada Maret 2020 dan krisis keuangan pada 2008.

"Fakta bahwa pasar saham telah turun menunjukkan bahwa permintaan sedikit melambat dan kenaikan suku bunga lebih lanjut juga akan memperlambat permintaan," kata Randy Frederick, direktur pelaksana, perdagangan dan derivatif di Schwab Center for Financial Research.

"Karena utang pembiayaan semakin mahal, yang saya harapkan akan terjadi tahun ini, perusahaan-perusahaan yang perlu meminjam dan harus mengganti utang saat ini dengan tingkat bunga yang lebih tinggi akan terus berjuang."

Sementara itu, data ekonomi AS terbaru menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi, ukuran inflasi yang disukai The Fed, melonjak 0,9% pada Maret - kenaikan terbesar sejak 2005 - setelah naik 0,5% pada Februari.

Baca Juga: IHSG Bergerak Variatif, Kapitalisasi Pasar Meningkat Dalam Sepekan

The Fed akan bertemu minggu depan, dengan para pedagang bertaruh pada kenaikan suku bunga 50 basis poin untuk memerangi lonjakan inflasi.

Kekhawatiran seputar kebijakan moneter yang agresif, perang Ukraina, dan penguncian Covid-19 di China telah memicu kekhawatiran seputar perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Data pada hari Kamis menunjukkan ekonomi AS secara tak terduga mengalami kontraksi pada kuartal pertama.

Musim pendapatan secara keseluruhan sejauh ini lebih baik dari yang diharapkan. Hampir setengah dari perusahaan S&P 500 telah melaporkan hingga Kamis dan 81% dari mereka telah melampaui ekspektasi Wall Street. Biasanya, hanya 66% yang mengalahkan perkiraan, menurut data Refinitiv.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×