Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah semalam. Indeks S&P 500 ditutup terkoreksi 0,82% ke posisi 1.155,46. Sementara, Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,18% ke 11.103,12.
Wall Street tergerus setelah Fitch Ratings memangkas peringkat utang Italia dan Spanyol. Fitch khawatir kedua negara itu harus berjuang untuk memperbaiki kondisi keuangan mereka, dengan semakin ketatnya krisis utang Eropa. Faktor tersebut menutupi sentimen positif rilis pertumbuhan tenaga kerja AS yang melebihi perkiraan pasar. Penambahan lapangan kerja selama September mencapai 103.000, lebih tinggi dari proyeksi ekonom yaitu 60.000. Sementara, tingkat pengangguran bertahan di level 9,1%.
Meski demikian, dalam sepekan ini, S&P 500 berhasil rebound 2,1%, dan mampu naik dari ambang batas pasar bearish. Sementara, DJIA reli 1,7% di pekan ini. Rebound pasar sahami terjadi seiring optimisme para pemimpin Eropa akan meredam krisis utang di kawasan Eropa, dan setelah data ekonomi Amerika membaik.
Presiden Bank Sentral Eropa Jean-Claude Trichet telah mengumumkan program pembelian obligasi untuk mengatasi krisis utang. Sementara itu, Komisioner Eropa Olli Rehn mengatakan, ada pandangan yang semakin kuat menyebutkan kalau wilayah Eropa memerlukan pendekatan terkoordinasi untuk mengatasi krisis.
Adapun, dalam sepekan ini, indikator ekonomi AS juga menunjukkan pemulihan. Data manufaktur AS secara tak terduga mengalami percepatan pada September seiring peningkatan produksi. Departemen Perdagangan juga melaporkan belanja konstruksi di AS rebound pada Agustus lalu.
Manajer investasi dari Stifel Nicolaus & Co. Chad Morganlander menilai, meningkatnya kepastian Eropa bergerak menuju solusi mengatasi krisis menjadi pendorong utama pasar di minggu ini. "Fokus sepenuhnya pada para pembuat kebijakan Eropa, apakah akan membuat keputusan yang benar selama beberapa pekan mendatang," ujarnya, di New Jersey.
Sementara itu, Chief investment strategist dari Robert W. Baird & Co. Bruce Bittles menambahkan, data pekerjaan AS tidak spektakuler. Tapi, data tersebut sedikit menopang sehingga ekonomi tidak tergelincir kembali ke dalam resesi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News